Berkembangnya jaman memang membuat banyak aspek dalam hidup jadi lebih mudah dilakukan. Tapi, ternyata itu juga membuat tantangan-tantangan baru yang harus kita hadapi. Begitu juga dengan tantangan supply chain management. Tentu ngga sama antara yang dulu dan yang sekarang.
Kenapa?
Karena supply chain terus berkembang mengikuti trend permintaan customers sekaligus menghadapi tantangan baru yang muncul dari waktu ke waktu.
Sebagai seorang profesional di bidang supply chain, anda perlu membuat rencana strategis jangka panjang untuk tetap memastikan semua operasional anda berjalan dengan lancar.
Apa sebenarnya tantangan supply chain management yang harus anda hadapi?
Ekspektasi konsumen yang lebih menuntut, lebih banyak market channels, kompleksitas internasional, dan masih banyak lagi.
Itu semua adalah tantangan supply chain management yang cukup besar untuk dihadapi setiap perusahaan.
Mengingat hal itu, pada postingan kali ini saya akan membahas tentang beberapa tantangan supply chain management yang harus anda hadapi sekarang ini.
Tapi, sebelum kita lanjut, saya mau mengajak anda untuk bergabung di scmguide telegram channel untuk memastikan anda ngga ketinggalan artikel-artikel supply chain management bermanfaat lainnya.
Table of Contents
9 tantangan supply chain management yang harus anda hadapi
Kenaikan biaya di seluruh supply chain
Anda pasti tahu apa dampaknya kalau biaya supply chain anda naik kan?
Betul sekali. Profit anda akan semakin berkurang.
Menaikkan harga jual ke customer ngga pernah segampang itu. Jadi mau ngga mau andalah yang harus menanggung kenaikan biaya ini.
Biaya-biaya supply chain berasal dari banyak fungsi, seperti biaya procurement, produksi, distribusi, dan banyak lagi.
Yang jadi masalah adalah kalau anda ngga memberi perhatian terhadap kenaikan-kenaikan biaya tersebut. Anda jadi ngga mengambil langkah untuk meresponnya. Pada akhirnya, biaya operasional anda menjadi begitu tinggi.
Kemampuan anda untuk bisa mengurangi dampak kenaikan biaya-biaya supply chain sangat penting di sini. Dan itu adalah salah satu tugas anda sebagai profesional di bidang supply chain management.
Kenaikan biaya apa saja yang bisa terjadi dalam supply chain?
Ada beberapa biaya yang bisa terus meningkat dari waktu ke waktu seperti biaya-biaya berikut ini.
- Harga bahan bakar untuk pengangkutan barang, baik melalui jalan darat, laut, atau udara. Memang biaya ini bisa berkurang dalam kondisi-kondisi tertentu. Tapi seringnya meningkat.
- Harga komoditas. Yang tentunya akan meningkatkan biaya bahan baku anda.
- Biaya tenaga kerja yang lebih tinggi. Ini bisa terjadi baik di sisi supplier, manufaktur, atau dealer.
- Logistik internasional yang semakin kompleks. Akibatnya, biaya penyimpanan, pemindahan, dan pengelolaan produk pun menjadi lebih tinggi.
Single source menambah resiko supply chain
Banyak perusahaan menggunakan single source sebagai kebijakannya.
Tentu saja banyak yang jadi pertimbangan kenapa mengambil kebijakan itu. Salah satunya adalah karena kebijakan tersebut dinilai lebih rendah dalam hal biaya yang harus dikeluarkan.
Tapi sayangnya, single source juga akan membuat perusahaan anda lebih rentan jika supplier anda mengalami gangguan produksi atau transportasi, misalnya.
Dengan semakin kompleksnya tantangan supply chain management sekarang ini, terlebih di masa pandemi seperti saat ini, single source menjadi semakin beresiko. Malah, bisa dibilang kalau itu adalah jaminan untuk hilangnya penjualan saat terjadi gangguan di supplier.
Kalau anda tetap memilih untuk menerapkan kebijakan ini, pastikan anda sudah mempersiapkan strategi risk mitigation untuk mengantisipasi, atau meminimalkan, resiko dan tantangan supply chain management anda.
Kompleksitas supply chain karena multiple market channels
Kita ngga menyangkal kalau dibilang customer saat ini bisa membeli sebuah produk dari berbagai market channels.
Dan tentu saja, supply chain anda harus beradaptasi dengan hal itu.
Salah satu tugas anda sebagai profesional di bidang supply chain adalah untuk mengembangkan berbagai variasi dalam proses supply chain anda.
Untuk apa?
Tentu saja untuk bisa menangani setiap market channels berikut.
- Situs web eCommerce, yang menyediakan penjualan langsung ke konsumen, membutuhkan pengiriman yang cepat dan logistik di tingkat lokal.
- Pengecer dan grosir tradisional, yang membutuhkan area penyimpanan yang besar dan dekat dengan kota besar. Jangan lupa juga untuk menggabungkan hal ini dengan inventory control yang akurat untuk memastikan produk selalu tersedia.
- Third-party markets, yang membutuhkan pemahaman lebih dalam tentang pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan customer sekaligus tunduk terhadap syarat dan ketentuan mereka.
- Retail dropshipping, yang membutuhkan layanan internasional yang cepat sehingga konsumen bisa menerima barang pesanan mereka dengan cepat pula.
Seorang supply chain manager seringkali harus mengelola banyak supply chain, pihak ketiga, dan berbagai organisasi lainnya. Tujuannya apa lagi kalau bukan untuk membuat customer mereka puas. Terlepas dari bagaimana cara mereka memesan dan menerima produk tersebut.
Anda juga pasti suka:
- Bagaimana Membangun Supply Chain yang Efektif dan Efisien
- 5 Faktor Yang Bisa Mengakibatkan Kegagalan Supply Chain Anda
Konsumen semakin menuntut kecepatan, kualitas, dan pelayanan yang terus meningkat
Tantangan supply chain management selanjutnya berkaitan dengan perilaku konsumen saat ini.
Ada begitu banyak pilihan bagi konsumen sekarang ini.
Hal itu tentu saja memaksa industri untuk membuka mata mereka terhadap kondisi ini kalau mereka ngga ingin kehilangan pelanggan.
Saat ini, industri harus semakin fokus untuk menyediakan produk dan layanan yang memuaskan customer.
Bukan cuma sekedar harga yang sekarang ini menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli barang. Tapi juga kualitas dan kecepatan. Bagi konsumen di masa sekarang ini, harga, kualitas, dan kecepatan adalah tiga hal yang sama pentingnya.
Ayo kita lihat beberapa fakta di lapangan.
- Konsumen saat ini ingin segera mendapatkan barang pesanannya. Terlebih lagi jika sudah menyangkut pembelian barang secara online. Mereka menginginkan pesanan mereka tiba dalam beberapa hari bahkan jika memungkinkan, tiba di hari yang sama.
- Konsumen semakin menuntut tingkat kualitas tertentu dari produk yang mereka beli.
- Bahan mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi harus selalu mematuhi persyaratan keselamatan dan peraturan-peraturan lainnya. Dan ini berlaku untuk setiap negara.
- Produk-produk dan layanan yang ramah lingkungan pun menjadi tuntutan tersendiri bagi sebagian orang yang peduli dengan kelestarian lingkungan.
Dan tahukah anda produk mana yang akan paling sukses di pasaran?
Itu adalah produk yang memenuhi semua persyaratan mengenai kualitas, ketersediaan, dan harga yang diharapkan konsumen.
Di sinilah peran supply chain management dibutuhkan dan menjadi semakin penting untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut.
Mempertahankan strategi inventory tradisional
Apa itu strategi inventory tradisional?
Strategi inventory control tradisional adalah strategi yang berfokus pada kinerja masa lalu untuk menentukan strategi inventory saat ini.
Kekurangan dari pendekatan ini adalah ngga mempertimbangkan kejadian ngga terduga yang mungkin terjadi. Selain itu, perusahaan anda juga menjadi ngga gesit dan seperti ngga mengakomodasi kondisi yang sebenarnya sedang anda hadapi sekarang ini.
Anda perlu sebuah pendekatan dari luar ke dalam dengan menggunakan streaming data untuk membuka wawasan, melihat pergeseran pasar, dan menentukan demand.
Dengan begitu, anda akan lebih bisa menangani ketidakpastian dengan lebih baik dibandingkan strategi inventory tradisional tadi.
Anda juga bisa melakukan analisa what-if untuk menentukan strategi inventory yang tepat dalam rangka menghadapi tantangan supply chain management yang ada di depan mata.
Kurangnya data dan informasi yang bisa ditindaklanjuti
Masalah paling umum dihadapi para business leader, khususnya di bidang supply chain management, adalah kita seringkali ngga punya informasi yang cukup untuk membuat suatu keputusan.
Plus, kompleksitas supply chain membuatnya semakin sulit untuk mengevaluasi beberapa alternatif, trade-offs, dan skenario untuk mendapatkan keputusan terbaik.
ERP tradisional mungkin bagus dalam menangani data dalam jumlah besar. Tapi, caranya menangkap, memproses, dan menyimpan informasi membuatnya sulit digunakan untuk memprediksi trend ke depan.
Pun begitu dengan kebanyakan analisa bisnis yang baik untuk melaporkan apa yang sudah terjadi, tapi hanya sedikit sekali menggambarkan tantangan supply chain management yang akan dihadapi di masa depan.
Apa yang anda perlukan untuk menghadapi tantangan supply chain management adalah kemampuan mempertanyakan lagi data yang anda punya untuk menentukan solusi paling optimal. Jadi, anda ngga hanya terpaku pada data apa yang tersaji di hadapan anda.
Anda harus bisa membuat pemodelan supply chain yang bisa merefleksikan secara akurat bagaimana supply chain anda bekerja, memperhitungkan semua input, output, dan hambatan, dan mampu memperhitungkan trade-offs.
Dengan begitu, anda akan bisa mendapatkan data yang bisa anda gunakan untuk mempertimbangkan berbagai macam skenario yang mungkin terjadi untuk selanjutnya menentukan solusi terbaik menghadapi tantangan supply chain management yang anda hadapi.
Tekanan resiko supply chain
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kompleksitas internasional, lingkungan yang berubah, tekanan ekonomi, dan perselisihan perdagangan, memberi tekanan tersendiri pada keseluruhan supply chain.
Dan anda perlu berhati-hati, karena tekanan-tekanan tersebut bisa dengan mudah berubah menjadi resiko, bahkan masalah, untuk anda.
Apa saja itu?
- Supplier, produsen, logistik, dan customer yang tersebar di berbagai negara, zona waktu, dan benua, tentunya memerlukan koordinasi dan pengelolaan yang cermat.
- Penambahan beberapa proses dalam supply chain yang menambah kompleksitas untuk mitra hulu dan hilir anda.
- Data yang tertutup dan kurangnya visibilitas yang meningkatkan kesulitan pelaporan, business intelligence, dan pengambilan keputusan yang baik.
- Regulasi, compliance dan quality management, yang membutuhkan kesepakatan, kontrak, dan kontrol yang kuat dalam organisasi supply chain.
Sekali lagi, tugas anda sebagai supply chain professional adalah untuk mengembangkan strategi yang tepat untuk memitigasi resiko-resiko tersebut.
Anda harus memprioritaskan untuk meminimalisir resiko dan menangani masalah yang terlanjur terjadi.
Ketidakpastian supply chain
Ketidakpastian dalam supply chain pada kondisi tertentu bisa jadi masalah untuk anda.
Anda harus mampu menangani masalah tersebut dengan cepat kalau anda ngga ingin ada keterlambatan, backlog, bottlenecks, atau masalah lainnya.
Situasi politik dan proteksionisme di banyak negara mempengaruhi tarif pada semua jalur perdagangan.
Apa dampaknya?
Tentu saja timbulnya biaya tambahan, keterlambatan, dan waktu proses bea cukai yang lebih lama.
Ini berarti pengiriman internasional anda menjadi lebih lambat.
Selain itu, hal tersebut juga bisa dimanfaatkan pesaing anda dari negara-negara tertentu yang bisa mendapatkan tarif lebih rendah.
Lebih jauh lagi, peningkatan volume barang internasional juga mengakibatkan port congestion.
Akibatnya, supply chain anda akan mendapatkan lebih banyak tekanan karena kapal, truk, atau kereta api harus menunggu lebih lama untuk pemuatan, pembongkaran, dan pemindahan barang.
Belum lagi fakta kalau otoritas dan operator pelabuhan juga mengenakan biaya untuk barang-barang yang disimpan di pelabuhan.
Terlepas dari apa masalahnya, profesional di bidang supply chain perlu memahami apa sebenarnya masalah utama yang mempengaruhi supply chain di seluruh dunia.
Mereka harus mampu membuat analisa dan mengembangkan strategi manajemen yang kuat untuk bisa menyelesaikan masalah dengan cepat.
Apa yang dibutuhkan?
Prediksi masalah sebelum masalah tersebut muncul. Buat kontrak, relationship management, kolaborasi, dan prioritas yang kuat untuk meminimalisir dampak masalahnya.
Anda juga pasti suka:
- 9 Hal Ini Bisa Membuat Anda Selalu Punya Excess Stock
- 10 Cara Ini Bisa Mengurangi Biaya Supply Chain Anda Secara Signifikan
Tuntutan lainnya untuk supply chain
Apa lagi yang perlu menjadi pertimbangan anda sebagai seorang profesional di bidang supply chain?
Ayo kita lihat.
- Kecepatan supply ke pasar dengan tepat waktu. Anda harus bisa menentukan lokasi dan ketepatan waktu dari bahan baku, suku cadang, dan produk.
- Permintaan produk berdasarkan sales and marketing cycles. Anda harus mampu memprediksi dan mengidentifikasi permintaan konsumen sejak awal. Selain itu, anda juga harus bisa merencanakan bagaimana supply dan produksinya.
- Inventory management berdasarkan ketersediaan dan cost balancing. Retailer ingin memutar inventory mereka lebih cepat. Mereka ngga ingin mengeluarkan banyak uang karena produk yang bergerak lambat. Hal ini membutuhkan supply chain management hulu yang lebih cepat.
- Produk baru yang memerlukan pembuatan prototipe dan pengembangan yang cepat. Pengenalan produk baru ke pasar membutuhkan supply chain yang andal, cepat, dan berkualitas.
Kesimpulan
Tantangan supply chain management modern terus meningkat dan bertambah.
Untuk itu, dibutuhkan supply chain yang terus berkembang supaya mampu menjawab setiap tantangan yang ada.
Kemampuan profesional di bidang supply chain untuk memprediksi, mengantisipasi dan, memecahkan masalah sangatlah dibutuhkan.
Ia harus mampu menjadi yang terdepan dalam menghadapi tuntutan dan tantangan supply chain management yang memberi lebih dari sekedar visibilitas dan pengelolaan yang baik.
Selain itu, ia pun harus bisa meminimalkan resiko, mengurangi kompleksitas, dan mengurangi biaya supply chain secara keseluruhan.
“Kalau anda pikir artikel ini bermanfaat, bagikan juga ke rekan-rekan anda lainnya dan gabung dengan scmguide telegram channel untuk mendapatkan artikel bermanfaat lainnya dari blog ini.”