April 19, 2024

Memisahkan atau Menggabungkan Departemen SCM: Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan

Supply chain management (SCM) adalah konsep penting dalam bisnis modern.

Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat sekarang ini, supply chain management jadi semakin penting untuk membantu perusahaan memperbaiki efisiensi dan efektivitas operasi mereka.

Peran SCM dalam supply chain itu sendiri meliputi pengelolaan aliran barang, jasa, dan informasi dari supplier sampai konsumen akhir dengan tujuan meningkatkan kepuasan pelanggan dan keuntungan perusahaan.

Nah, pada postingan kali ini, kita akan bahas tentang SCM dan perannya dalam supply chain suatu perusahaan.

Kita juga akan bahas tentang departemen mana saja yang terlibat dalam supply chain dan bagaimana mereka bisa bekerja sama untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan.

Plus, kita akan bahas tentang apakah departemen SCM harus berdiri sendiri atau sebaiknya digabungkan dengan departemen lain, dan faktor-faktor apa yang perlu dipertimbangkan dalam memilih opsi tersebut.

Tapi sebelum kita bahas lebih dalam, pastikan kalau Anda juga sudah bergabung dengan scmguide telegram channel supaya ngga ketinggalan notifikasi postingan terbaru dari blog ini sekaligus mendapatkan lebih banyak insight seputar supply chain management lainnya.

Apa itu SCM?

SCM adalah singkatan dari Supply Chain Management.

Kalau kita definisikan, SCM adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk mengelola aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam pengadaan, produksi, dan distribusi produk atau jasa dari suatu perusahaan kepada konsumen akhir.

Apa tujuan dari SCM?

Tujuan utama dari SCM adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari seluruh supply chain dengan meminimalkan biaya, meningkatkan kualitas produk, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan lebih baik.

SCM melibatkan koordinasi yang kompleks antara berbagai pihak dalam supply chain, seperti produsen, supplier, distributor, dan retailer.

SCM juga melibatkan penggunaan teknologi informasi dan sistem manajemen untuk membantu mengelola informasi dan memudahkan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam supply chain.

Dengan SCM yang efektif, perusahaan bisa meningkatkan keuntungan, mengurangi biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Apa fungsi SCM?

Setelah Anda tahu apa itu SCM, pertanyaan selanjutnya adalah untuk apa sih ada SCM?

Supply Chain Management (SCM) punya beberapa fungsi penting.

Memisahkan atau Menggabungkan Departemen SCM: Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan

Tujuannya adalah untuk mengelola aktivitas-aktivitas dalam supply chain dan memastikan tercapainya tujuan bisnis perusahaan.

Ada beberapa fungsi dari SCM.

Ayo kita lihat.

Perencanaan dan pengendalian

Fungsi ini mencakup perencanaan kebutuhan bahan baku, produksi, dan distribusi produk atau jasa, serta pengendalian persediaan, biaya, dan waktu pengiriman.

Pengadaan

Fungsi ini mencakup pengadaan bahan baku dan komponen yang diperlukan untuk produksi produk atau jasa, serta pemilihan supplier yang bisa memberikan kualitas dan harga terbaik.

Produksi

Fungsi ini mencakup pengelolaan produksi dari awal sampai akhir, termasuk pemilihan teknologi produksi yang tepat, perencanaan dan pengaturan produksi, dan pengawasan kualitas produk.

Pengiriman dan Distribusi

Fungsi ini mencakup pengelolaan pengiriman produk dari pabrik atau gudang ke konsumen akhir dengan efisien dan efektif.

Pengembangan dan Inovasi

Fungsi ini mencakup pengembangan produk baru, perbaikan produk, atau inovasi dalam proses produksi atau pengiriman.

Manajemen Risiko

Fungsi ini mencakup identifikasi risiko dan mitigasi risiko dalam seluruh supply chain untuk meminimalkan dampak negatif terhadap bisnis perusahaan.

Dengan memahami dan menerapkan fungsi-fungsi SCM ini dengan baik, perusahaan bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas supply chain-nya, memperbaiki kualitas produk, dan mengurangi biaya produksi dan distribusi.

Anda juga pasti suka:

Departemen yang harus menjalankan fungsi SCM

Pertanyaan selanjutnya, departemen mana saja sih yang harus menjalankan fungsi SCM ini?

Fungsi SCM itu harus diterapkan secara terintegrasi dan melibatkan beberapa departemen dalam sebuah perusahaan.

Biasanya, departemen-departemen berikut ini akan terlibat dalam pelaksanaan fungsi SCM.

Departemen Pengadaan

Departemen ini bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan memilih supplier, melakukan negosiasi harga, serta mengelola proses pengadaan bahan baku dan komponen yang diperlukan untuk produksi produk atau jasa.

Departemen Produksi

Departemen ini bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengelola produksi produk atau jasa dari awal sampai akhir, termasuk pemilihan teknologi produksi yang tepat, pengaturan dan pengawasan produksi, serta pengendalian kualitas produk.

Departemen Logistik

Departemen ini bertanggung jawab untuk mengelola pengiriman dan distribusi produk dari pabrik atau gudang ke konsumen akhir, termasuk perencanaan rute pengiriman, pengaturan pengiriman, serta pengendalian biaya dan waktu pengiriman.

Departemen Inventory Management

Departemen ini bertanggung jawab untuk mengelola persediaan bahan baku, barang jadi, dan barang work-in-process (WIP) di produksi.

Fungsi ini mencakup perencanaan kebutuhan persediaan, pemantauan persediaan, dan pengendalian biaya persediaan.

Departemen Pemasaran

Departemen ini bertanggung jawab untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan serta mengembangkan strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Departemen ini bisa memberikan masukan penting dalam perencanaan produksi dan pengiriman produk.

Departemen Teknologi Informasi (IT)

Departemen ini bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengelola sistem informasi yang mendukung fungsi SCM, seperti inventory management system, production management system, atau delivery management system.

Yang penting untuk Anda ingat, fungsi SCM melibatkan seluruh departemen dalam sebuah perusahaan dan memerlukan koordinasi yang baik antara departemen-departemen tersebut.

Koordinasi yang baik bisa memastikan tercapainya tujuan SCM dan meningkatkan kinerja seluruh supply chain.

Apakah Departemen SCM harus berdiri sendiri, atau bergabung dengan departemen lainnya?

Ini pertanyaan menariknya. Apakah Departemen SCM harus berdiri sendiri, atau sebaiknya digabungkan dengan departemen lainnya?

Bagaimana di tempat Anda?

Atau, ketika Anda ingin meningkatkan fungsi SCM di tempat Anda, opsi mana yang harus Anda pilih?

Keputusan apakah Departemen SCM harus berdiri sendiri atau bergabung dengan departemen lainnya sebetulnya tergantung pada karakteristik dan kebutuhan perusahaan masing-masing.

Tapi, secara umum, ada dua pendekatan umum yang bisa Anda terapkan.

Ayo kita bahas satu per satu.

Pendekatan Terpusat

Pendekatan ini berarti Departemen SCM dikelola secara terpusat dan berdiri sendiri sebagai departemen tersendiri di perusahaan.

Biasanya, pendekatan ini diterapkan pada perusahaan yang punya supply chain yang kompleks dan perlu manajemen yang terpisah untuk memastikan kelancaran operasi.

Dengan departemen SCM yang terpisah, akan membuat lebih fokus dalam mengelola persediaan, pengiriman, dan supplier, serta meminimalkan risiko operasional di seluruh supply chain.

Pendekatan Terdesentralisasi

Dalam pendekatan ini, fungsi SCM dikelola oleh departemen lain dalam perusahaan, seperti departemen pengadaan, produksi, atau logistik.

Pendekatan ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang punya supply chain yang sederhana dan ngga memerlukan manajemen yang terpisah.

Pendekatan ini bisa lebih efektif dalam mengelola aktivitas SCM karena departemen lain jadi bisa lebih terintegrasi dan punya visi yang lebih lengkap mengenai operasi perusahaan.

Tapi, terlepas dari pendekatan mana yang Anda gunakan, penting untuk memastikan kalau seluruh departemen yang terlibat dalam SCM bekerja secara terkoordinasi dan terintegrasi untuk mencapai tujuan perusahaan.

Kinerja SCM yang baik memerlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar departemen serta adopsi teknologi dan metode manajemen terbaru.

Anda juga pasti suka:

Kalau Departemen SCM berdiri sendiri, terpisah dari departemen lainnya, lalu apa peran Departemen SCM?

Secara fungsi, semua peran SCM sudah dikelola oleh beberapa departemen seperti PPIC, Procurement, Logistics, Warehouse, dan Produksi. Lalu apa peran departemen SCM di sini?

Sebelum menjawab itu, kita lihat dulu apa saja peran dari masing-masing departemen tersebut.

PPIC (Production Planning and Inventory Control)

PPIC bertanggung jawab untuk merencanakan produksi dan pengendalian persediaan berdasarkan permintaan pelanggan dan kemampuan produksi.

PPIC bekerja sama dengan departemen SCM untuk menentukan kebutuhan bahan baku dan memastikan persediaan cukup untuk memenuhi jadwal produksi.

Procurement

Departemen Procurement bertanggung jawab untuk membeli bahan baku dan komponen dari pemasok eksternal.

Procurement bekerja sama dengan departemen SCM untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang memadai dan menegosiasikan kontrak dengan pemasok untuk memastikan kualitas bahan baku dan harga yang kompetitif.

Logistics

Departemen Logistik bertanggung jawab untuk mengatur pengiriman dan distribusi produk.

Logistics bekerja sama dengan departemen SCM untuk merencanakan rute pengiriman dan memastikan pengiriman tepat waktu, efisien, dan biaya yang terkendali.

Warehouse

Departemen Gudang bertanggung jawab untuk menyimpan dan mengelola persediaan produk.

Warehouse bekerja sama dengan departemen SCM untuk memastikan stok persediaan selalu tersedia dan terpantau dengan baik.

Produksi

Departemen Produksi bertanggung jawab untuk menghasilkan produk sesuai dengan jadwal dan spesifikasi yang ditetapkan.

Produksi bekerja sama dengan departemen SCM dan PPIC untuk memastikan ketersediaan bahan baku dan alat produksi yang memadai, serta menjaga kualitas produk yang dihasilkan.

Nah, terus apa fungsi departemen SCM kalau semua fungsinya sudah diserahkan ke departemen-departemen tersebut?

Fungsinya, Departemen SCM harus memimpin koordinasi dan integrasi seluruh fungsi supply chain tersebut supaya bisa mencapai tujuan perusahaan secara efektif.

Mana lebih baik, departemen SCM berdiri sendiri, atau gabung dengan departemen lainnya?

Ini pertanyaan menarik lainnya. Mana lebih baik di antara kedua opsi itu?

Sebetulnya, ngga ada jawaban yang pasti dalam memilih antara menggabungkan departemen SCM dengan departemen lain atau memisahkannya menjadi departemen tersendiri, karena setiap perusahaan punya kebutuhan dan kondisi yang berbeda.

Tapi, ada beberapa faktor yang perlu Anda pertimbangkan dalam memilih antara kedua opsi tersebut.

Apa saja?

Ukuran perusahaan

Pada perusahaan kecil, menggabungkan departemen SCM dengan departemen lain bisa menjadi pilihan yang lebih efektif untuk menghemat biaya dan memperkuat kolaborasi antar departemen.

Sementara itu, pada perusahaan besar, memisahkan departemen SCM menjadi departemen tersendiri bisa membantu meningkatkan fokus dan efisiensi dalam supply chain management.

Kompleksitas operasi

Pada perusahaan dengan operasi yang kompleks dan terdiversifikasi, memisahkan departemen SCM menjadi departemen tersendiri bisa membantu meningkatkan koordinasi dan manajemen risiko dalam supply chain.

Lingkungan bisnis

Pada perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan berubah-ubah, memisahkan departemen SCM bisa membantu meningkatkan fleksibilitas dalam supply chain management dan memungkinkan perusahaan untuk merespons perubahan pasar dengan cepat.

Strategi bisnis

Pada perusahaan yang punya fokus strategi bisnis yang kuat pada supply chain management, memisahkan departemen SCM menjadi departemen tersendiri bisa membantu meningkatkan pengelolaan supply chain dan memastikan keberhasilan strategi bisnis.

Secara keseluruhan, keputusan untuk memisahkan atau menggabungkan departemen SCM harus didasarkan pada analisis yang matang terhadap kebutuhan perusahaan dan faktor-faktor yang memengaruhi kinerja supply chain perusahaan.

Kesimpulan

SCM adalah fungsi strategis yang bertanggung jawab atas pengelolaan aliran barang, jasa, dan informasi dari pemasok sampai konsumen akhir, dengan tujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kepuasan pelanggan.

Departemen yang terlibat dalam supply chain meliputi Procurement, PPIC, Produksi, Logistik, dan Warehouse.

Ada dua opsi dalam mengorganisir departemen SCM, yaitu menggabungkannya dengan departemen lain atau memisahkannya menjadi departemen tersendiri.

Keputusan untuk memilih salah satu opsi harus dipertimbangkan berdasarkan ukuran perusahaan, kompleksitas operasi, lingkungan bisnis, dan strategi bisnis.

Kerjasama antar departemen dalam supply chain sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan.

Bentuk kerjasama antar departemen dalam supply chain meliputi koordinasi, kolaborasi, integrasi sistem, dan manajemen risiko bersama.

Dengan adanya kerjasama yang baik antara departemen dalam supply chain, perusahaan bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam operasi mereka, mengurangi biaya, meningkatkan layanan pelanggan, dan meningkatkan daya saing perusahaan.

Semoga bermanfaat!

Bagikan juga postingan ini ke rekan Anda yang lain supaya mereka mendapatkan manfaat yang sama. Gabung dengan scmguide telegram channel untuk tetap mendapatkan notifikasi postingan terbaru dari blog ini sekaligus lebih banyak insight seputar supply chain management lainnya. Semua artikel dalam blog ini bebas Anda gunakan untuk apa pun tujuan Anda, termasuk komersil, tanpa perlu memberikan atribusi.

Avatar photo

Dicky Saputra

16+ tahun berkecimpung di bidang supply chain management. Saya membantu perusahaan meningkatkan kinerja supply chain secara keseluruhan.

View all posts by Dicky Saputra →