Desember 20, 2024

10 Persepsi Salah Mengenai Supply Chain Talent Development

Dibutuhkan orang-orang yang kompeten di bidang supply chain management untuk bisa menciptakan nilai tambah seperti yang dibutuhkan customer.

Orang-orang kompeten seperti itu sangat diperlukan untuk menjaga perusahaan anda tetap mampu bersaing dengan kompetitor anda.

Nah, di situlah muncul tantangannya. Bagaimana mendapatkan dan mengembangkan orang-orang yang kompeten di bidang supply chain management untuk organisasi anda.

Biasanya, perusahaan merespon tantangan ini dengan mencari calon-calon karyawan baru di perguruan-perguruan tinggi yang diharapkan bisa menjadi manajer baru di bisnis anda kelak.

Yang jadi masalah adalah ketika kebutuhan akan profesional supply chain ini jauh melebihi pasokan talenta yang tersedia.

Belum lagi keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung supply chain saat ini terus berkembang.

Karena itu, organisasi kemudian mencari orang-orang yang punya perpaduan antara kemampuan memimpin, kemampuan analitis, dan manajerial yang cuma bisa dikembangkan lewat pemrograman terintegrasi yang mencakup pendidikan dalam kelas, on job training, dan pengalaman kerja.

Bahkan, manajer baru yang paling terlatih sekalipun, sering kali ngga punya pengetahuan dan pengalaman yang luas sekaligus mendalam seperti yang dibutuhkan untuk bisa langsung memimpin secara efektif.

Dan dibutuhkan pendekatan yang lebih terprogram untuk bisa membentuk para profesional supply chain yang benar-benar kompeten.

Pertanyaannya, bagaimana seharusnya perusahaan mengembangkan talenta-talenta supply chain ini?

Bicara tentang talenta, tentu saja harus dimulai dari yang paling “mentah”, seperti para lulusan perguruan tinggi yang baru sampai dalam bentuk profesional yang lebih berpengalaman.

Keduanya harus terus dikembangkan supaya bisa memberikan nilai maksimal bagi organisasi anda.

Dan anda harus melihatnya sebagai aset strategis jangka panjang anda untuk diinvestasikan dan terus ditingkatkan.

Masalah kembali muncul pada saat ada kesalahpahaman, yang bisa dibilang signifikan, yang berkembang antara fungsi supply chain dan sumber daya manusia (SDM).

Akibatnya, kemampuan perusahaan untuk sepenuhnya memanfaatkan potensi sumber daya manusia mereka jadi terbatasi.

Pada artikel ini, akan dibahas 10 persepsi yang menghambat berkembangnya kompetensi supply chain dalam perusahaan. Dan tentu saja saran-saran yang bisa anda gunakan untuk mengatasi hambatan tersebut.

10 persepsi yang salah tentang supply chain talent development

Berikut ini adalah kesalahan persepsi terbesar dalam bidang supply chain talent development dan apa yang bisa anda lakukan sebagai supply chain leader untuk mengatasinya.

Talent development adalah tanggung jawab HR

Supply chain leader punya tanggung jawab untuk mencapai banyak tujuan, seperti yang berkaitan dengan optimalisasi biaya, service, dan kualitas dalam bisnis.

talent development

Mereka membangun dan memelihara hubungan kerja yang erat dengan bagian keuangan dan akuntansi untuk memastikan tersedianya budget untuk semua inisiatif peningkatan kinerja supply chain.

Mereka juga memastikan kalau demand & supply perusahaan benar-benar terintegrasi melalui hubungan kerja mereka dengan tim Sales & Marketing.

Persepsi yang salah adalah ketika supply chain leader ngga merasa harus mengembangkan jenis hubungan yang sama dengan departemen Human Resources. Ketika mereka menganggap urusan talent development adalah tanggung jawab HR.

Kalau HR Manager gagal berkolaborasi erat dengan fungsi supply chain, mereka ngga akan bisa sepenuhnya memahami karakteristik supply chain management yang berkembang pesat.

Untuk itulah perlu dibangun kerjasama yang efektif antara kedua fungsi terkait.

Hasil dari talent development ngga bisa diukur

Ini juga persepsi yang salah. Dan metrik yang ngga selaras antara supply chain dan HR akan semakin memperburuk masalahnya. Yang jadi korban, siapa lagi kalau bukan para talenta-talenta supply chain yang ada.

HR umumnya berfokus pada statistik gaji atau pembagian budget yang adil untuk pelatihan dan pengembangan yang mungkin cuma sedikit.

Sedangkan banyak tim SCM, yang karena kebutuhannya, telah beralih ke metrik yang lebih luas yang mencerminkan hasil kinerja yang diperlukan organisasi secara keseluruhan.

Supply chain leader mampu menghubungkan antara CAPEX dan peningkatan teknologi dengan hasil keuangan yang didapat secara langsung. Tapi, hubungan antara investasi dalam supply chain talent dan hasil keuangan seringkali ngga terdefinisikan.

Padahal ada kaitannya. Faktanya, mempekerjakan orang dengan pengetahuan mendalam di bidang supply chain atau berinvestasi mengembangkan kompetensi tim bisa dikaitkan langsung dengan hasil finansial.

Karena itulah, perusahaan harus mampu menghubungkan investasi supply chain talent development dan hasil finansial yang bisa diukur.

Monitor investasi tersebut dalam bentuk supply chain KPI dan dorong pengembangan lebih lanjut program pendidikan berbasis kompetensi tersebut.

Caranya?

Buat rencana talent development yang menghubungkan penilaian kinerja dengan keahlian yang diinginkan.

Anda juga pasti suka ini:

Biaya investasi dalam talent development terlalu tinggi

Biasanya, keputusan investasi berkaitan dengan talent development lebih rendah dibandingkan dengan investasi di bidang penambahan modal dan teknologi.

talent development

Padahal, biaya pencarian dan pelatihan untuk menggantikan posisi profesional yang ditinggalkan profesional sebelumnya bisa mencapai dua hingga empat kali gaji tahunan posisi tersebut.

Seharusnya ini jadi pertimbangan organisasi untuk fokus pada pengembangan dan mempertahankan talenta yang sudah mereka miliki. Tentu saja dengan asumsi mereka berkinerja baik.

Pengeluaran untuk memperoleh dan mengembangkan supply chain talent harus dipandang sebagai investasi yang bertujuan memaksimalkan keuntungan, dan harus diperlakukan seperti keputusan bisnis lainnya, lengkap dengan analisis biaya-manfaat yang kuat.

Talent development adalah tentang mengajarkan apa itu supply chain

Ketika perusahaan memilih untuk berinvestasi pada supply chain talent development, mereka seringnya cenderung fokus pada mengembangkan berbagai pengetahuan teknis seperti procurement, manufaktur, atau logistik.

Betul, pengetahuan tersebut penting, tentu saja.

Tapi, membatasi talent development hanya pada fungsi tertentu saja adalah pandangan yang sempit.

Kenapa?

Karena pematangan end-to-end supply chain management dan fungsi organisasi SCM sebagai pencipta nilai utama perusahaan menjadikan peran SCM semakin luas dalam organisasi.

Perkembangan tersebut mendorong kebutuhan akan pelatihan yang lebih luas bagi talenta supply chain yang mencakup berbagai area di luar supply chain management.

Supaya bisa berhasil melaksanakan strategi supply chain yang semaking kompleks saat ini, karyawan harus punya pemahaman yang kuat tentang bagaimana supply chain management bersinggungan dengan fungsi dan proses bisnis lainnya untuk menciptakan nilai.

Maka, salah satu tujuan talent development adalah untuk memastikan kalau tim supply chain bisa bekerja secara efektif dengan bagian keuangan, akuntansi, pemasaran, dan organisasi internal lainnya untuk mencapai tujuan bersama.

Solusi pelatihan one-size-fits-all akan efektif

Anda pasti setuju kalau mengembangkan talenta karyawan adalah ide yang bagus. Tapi, kurangnya strategi, investasi, dan pengukuran, akan menghasilkan program pelatihan yang secara umum disederhanakan. Dan biasanya, cara itu ngga membuahkan hasil.

Cara itu ngga memasukkan mindset bisnis yang kuat, ngga membidik area dengan prioritas tinggi, dan terlalu dangkal untuk membuat orang yang mengikutinya bisa membuat perbedaan nyata.

Dan itu yang biasanya anda rasakan kan?

Adanya anggapan kalau kegiatan pelatihan formal biasanya ngga membawa perubahan nyata sedikit pun.

talent development of supply chain management

Talent development harus fokus pada bagaimana memberikan hasil yang dibutuhkan bisnis serta mendukung strateginya.

Pelatihan yang digeneralisasi biasanya ngga memberikan gambaran jelas tentang bagaimana supply chain sebuah organisasi bisa memberikan nilai tambah.

Karena itu, pelatihan paling efektif tentu saja adalah yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan sejalandengan misinya di perusahaan.

Sumber daya internal (atau eksternal) selalu lebih baik

Anda mungkin bertanya-tanya, mana yang lebih baik antara mengembangkan talenta secara internal atau eksternal?

Sebetulnya, ngga bisa ditentukan hitam-putih seperti itu.

Anda harus bisa menggunakan sumber daya internal mau pun eksternal dengan tepat untuk mencapai tujuan yang telah anda tentukan.

Untuk sumber daya internal, ngga ada yang bisa menggantikan pemimpin yang mengajar dan mengembangkan tim mereka di dalam organisasi mereka sendiri.

Ini akan membuat supply chain leader mengembangkan visi yang jelas tentang bagaimana organisasi mereka akan berada di masa depan.

Mengajar juga merupakan cara yang luar biasa untuk mendorong semakin dalamnya penguasaan konsep atau strategi bagi para supply chain leader. Dengan mengajar, mereka akan me-review lagi pemahaman mereka dan malah mungkin menantang metode yang mereka gunakan sendiri.

Penggunaan sumber daya internal juga biasanya lebih hemat biaya. Tapi tetap bisa membangun kapabilitas dan kompetensi seluruh organisasi.

Selain itu, program rotasi internal juga perlu di mana karyawan dirotasi untuk bekerja di berbagai area fungsional yang berbeda. Ini akan memperkaya pengalaman mereka.

Terlepas segala keuntungannya, ketergantungan pada sumber daya internal juga mengantarkan anda pada kekurangan yang signifikan.

Apa itu?

Yaitu terbatasnya pemahaman talenta-talenta supply chain anda tentang apa yang terjadi di luar perusahaan.

Bisa dibilang, sumber daya internal cuma bisa mengajari perusahaan apa yang sudah diketahuinya.

Dan ngga ada manfaatnya juga meminta para supply chain leader mengajari orang lain kalau sesi pelatihannya ngga dirancang dengan baik dan ngga memenuhi tujuan pembelajaran.

supply chain management training

Karena itu, organisasi supply chain juga harus mempertimbangkan penggunaan sumber daya eksternal untuk membuka mata para profesional tersebut pada ide, sumber daya, dan informasi di luar perusahaan. Juga untuk menantang paradigma pemikiran yang ada sekarang.

Perspektif eksternal bisa membantu mereka memvalidasi kebutuhan dan memberikan dasar untuk perubahan organisasi.

Kenapa?

Karena organisasi sering kali ngga bisa melihat kekuatan dan kelemahan mereka sendiri dan bisa mengambil manfaat dari perbandingan atau benchmark dengan kompetitor mereka.

Tapi, sekadar meminta karyawan mengambil kursus eksternal juga ngga akan selalu memberikan hasil yang diinginkan.

Sumber daya eksternal harus digunakan secara strategis sebagai bagian dari strategi talent development secara keseluruhan yang melengkapi usaha sumber daya internal.

Anda juga pasti suka ini:

Talent development sebagian besar terjadi di dalam kelas

Ngga jamannya lagi kalau anda beranggapan pembelajaran dan pengembangan terjadi di ruang kelas saja.

Kita memang dibentuk seperti itu. kalau mau belajar, ya di kelas.

Tapi cara itu ngga selalu membuat kinerja karyawan menjadi lebih baik. Dan juga bukan cara utama yang harus anda tempuh untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan tim supply chain anda.

Pembelajaran itu harus terjadi terus menerus, setiap hari, disadari atau ngga.

Talent development akan terjadi secara alami dan informal

Pada poin sebelumnya, dikatakan kalau belajar memang terjadi dalam pekerjaan. Dan anda bisa bilang kalau kita belajar sesuatu yang baru setiap hari. Sayangnya, kenyataannya ngga selalu seperti itu.

Malah mungkin anda seringkali bersembunyi di baliknya atas kesalahan yang terjadi dengan mengatakan hal tersebut menjadi pelajaran untuk anda. Dan anda menunda untuk memperbaiki diri.

Karyawan mungkin memang mempelajari hal-hal baru setiap hari. Tapi bukan berarti mereka mempelajari hal-hal yang benar pada waktu yang tepat untuk membantu memajukan strategi bisnis yang sudah ditetapkan.

Apalagi kalau karyawan anda saat ini terlalu sibuk menghabiskan waktu sehingga lupa untuk belajar kecuali kalau dikemas dalam bentuk pelatihan dan menjadi prioritas.

Pelatihan supply chain management

Strategi talent development haruslah memberikan hasil yang terukur untuk bisnis dan itu dilakukan dengan disengaja. Bukan membiarkannya seolah-olah akan terjadi secara alami.

Karena itulah, supply chain leader perlu punya strategi dan skema yang jelas untuk mengembangkan kompetensi tim. Cari cara-cara yang bisa mengatasi gangguan dan kesibukan yang sering menguasai hari-hari tim anda sehingga melupakan pembelajaran.

Talent development ngga sepenting masalah sehari-hari

Banyak hal yang menjadi prioritas para profesional supply chain.

Mulai dari masalah operasional yang mengancam produksi, atasan yang menerapkan micromanagement, atau tuntutan untuk improvement.

Gara-gara itu, anda jadi merasa ngga punya waktu yang tepat untuk berbicara dengan HR tentang talent development tim anda.

Padahal, penelitian menunjukkan kalau bekerja lebih sedikit dengan perencanaan lebih banyak lah yang sebenarnya akan meningkatkan produktivitas dan output anda secara keseluruhan

Supply chain leader akan mendapat manfaat dari pemikiran jangka panjang seperti itu dalam hal talent development.

Daripada anda terus-menerus menekan tim anda untuk mengatasi masalah secara langsung atau meminta mereka mencari cara bagaimana menerapkan metode baru tanpa pelatihan lebih dulu, bukankah lebih masuk akal untuk mencurahkan waktu dan perhatian untuk membantu mereka belajar bagaimana menghadapi tantangan tersebut dengan cara yang baru dan lebih baik?

Mengembangkan kemampuan karyawan untuk bisa menghadapi dan mengatasi situasi sulit adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi para pemimpin.

Supply chain leader ngga bisa untuk ngga mempersiapkan tim mereka untuk sukses, tapi berharap mereka bisa melakukannya.

Hal itu akan melelahkan anda sendiri dan menurunkan semangat orang-orang yang ingin organisasi anda berhasil.

Akibatnya?

Mereka mulai melepaskan diri. Dan perusahaan kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan kreativitas dan kemampuan mereka.

Coba bandingkan dengan perusahaan yang memilih untuk berinvestasi dalam talent development.

Mereka ngga cuma akan merasakan peningkatan efisiensi dan pertumbuhan bisnis mereka. Tapi mereka juga akan melihat peningkatan loyalitas dan dedikasi karyawan mereka.

Pelatihan supply chain management

Jawaban atas pertanyaan apakah talent development lebih penting daripada masalah hari ini bergantung pada apakah organisasi perlu bekerja lebih baik di hari esok daripada hari ini atau ngga?

Kalau jawabannya iya, itu berarti talent development harus menang.

Terlambat untuk memulai program talent development

Anda mungkin punya pertanyaan, tanpa strategi yang jelas, tanpa kerjasama yang kuat dengan HR, plus investasi yang sedikit, dari mana anda bisa mulai?

Apakah sudah terlambat untuk mengembangkan program yang lebih formal dan efektif untuk pengembangan talenta supply chain di tempat anda?

Ngga ada kata terlambat untuk memulai kan?

Betapa pun supply chain anda semakin kompleks sekarang ini dan anda belum memulai apa-apa.

Fokus awal anda haruslah pada pembangunan hubungan yang baik secara internal dengan HR dan bekerja bersama mengembangkan strategi talent development yang efektif.

Mulailah dari hal-hal kecil. Identifikasi dan petakan kondisi organisasi anda saat ini untuk bisa menentukan strategi yang tepat untuk mengembangkannya.

Itu akan menjadi modal anda ke depannya.

Persiapkan masa depan anda

Mengelola supply chain talents itu memang sangat menantang dan penting. Anda pasti setuju itu.

Talent management akan menentukan apakah perusahaan anda akan bertahan dan berkembang dalam persaingan yang semakin menantang saat ini atau ngga.

Anda harus menilai secara jujur ​​organisasi supply chain anda sejauh mana organisasi anda punya 10 persepsi yang salah seperti yang dijelaskan dalam artikel ini.

Kemudian gunakan penilaian tersebut sebagai katalis untuk mengembangkan strategi yang tepat untuk memperoleh, mengembangkan, dan mempertahankan talenta-talenta supply chain terbaik untuk perusahaan anda saat ini dan di masa depan.

Seperti yang seringkali anda dengar, “Usaha terbaik anda hari ini ngga akan cukup baik besok. Anda harus terus meningkatkan standar dan entah bagaimana menemukan serta mengembangkan orang-orang yang bisa memenuhi tantangan itu.”

”Kalau anda pikir artikel ini bermanfaat, bagikan juga ke rekan-rekan anda lainnya dan gabung dengan scmguide telegram channel untuk mendapatkan artikel bermanfaat lainnya dari blog ini.”

Avatar photo

Dicky Saputra

Saya adalah seorang profesional yang bekerja di bidang Supply Chain Management sejak tahun 2004. Saya membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja keseluruhan supply chain mereka.

View all posts by Dicky Saputra →