Oktober 16, 2024

Seri Blog: Panduan Lengkap Proyek Inventory Reduction (Part 1)

Postingan ini adalah bagian pertama dari seri blog yang akan saya post dalam beberapa minggu ke depan.

Topik yang saya pilih adalah bagaimana melakukan Proyek Inventory Reduction di mana saya akan membagikan langkah demi langkah dari proyek ini mulai dari inisiasi proyek, perencanaan proyek, eksekusi proyek, monitoring dan pengendalian proyek, sampai ke penutupan proyek.

Dengan bahasa yang sederhana dan praktis, saya harap Anda bisa memulai Proyek Inventory Reduction Anda sendiri.

Selamat membaca!

Sebelum kita lanjutkan bahasan menarik ini, jangan lupa untuk follow juga akun LinkedIn saya. Anda akan mendapatkan lebih banyak insight bermanfaat tentang supply chain management di sana. Dapatkan juga ebook dari scmguide.com di sini untuk semakin menambah wawasan supply chain management Anda.

Inisiasi Proyek Inventory Reduction

Dalam memulai proyek inventory reduction, penting untuk mempersiapkan segala sesuatu dengan baik sejak awal. Tahap inisiasi ini bertujuan supaya Anda punya fondasi yang kuat untuk menjalankan proyek dengan lancar.

Penetapan tujuan yang jelas, pembentukan tim proyek, serta identifikasi dan manajemen stakeholders adalah langkah awal yang sangat penting untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana.

Penetapan Tujuan Proyek

Langkah pertama yang perlu Anda lakukan dalam memulai proyek inventory reduction adalah menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dan realistis.

Tujuan ini akan menjadi panduan utama untuk setiap langkah yang diambil dalam proyek dan membantu memastikan kalau semua upaya yang dilakukan selaras dengan hasil yang diharapkan.

Menetapkan Tujuan Spesifik

Tujuan proyek harus didefinisikan dengan jelas supaya mudah dipahami dan diukur. Misalnya, salah satu tujuan yang bisa Anda tetapkan adalah mengurangi nilai persediaan sebesar 20% dalam jangka waktu enam bulan.

Tujuan ini harus dirumuskan dengan detail untuk menjadi acuan konkret dalam mengevaluasi kesuksesan proyek.

Dengan tujuan yang spesifik seperti ini, Anda punya indikator yang jelas untuk memantau dan menilai apakah proyek berjalan sesuai rencana dan mencapai hasil yang diinginkan.

Seri Blog: Panduan Lengkap Proyek Inventory Reduction (Part 1)
Designed by Freepik

Kriteria Tujuan yang Terukur

Selain penurunan nilai persediaan, tujuan harus punya elemen terukur untuk memungkinkan penilaian objektif terhadap hasil proyek. Misalnya, kalau Anda menetapkan target pengurangan stok sebesar 20%, pastikan Anda punya metode untuk mengukur nilai persediaan secara akurat dan memonitor progres secara berkala.

Ini bisa melibatkan pengukuran langsung dari data inventaris atau penggunaan software manajemen yang mampu memberikan laporan terperinci tentang status stok.

Menetapkan Tujuan Tambahan

Selain tujuan utama pengurangan stok, Anda bisa menetapkan tujuan tambahan yang memberikan manfaat lebih luas bagi perusahaan. Beberapa contoh tujuan tambahan meliputi:

  • Meningkatkan Cash Flow: Fokus pada bagaimana pengurangan inventaris bisa memperbaiki aliran kas perusahaan. Dengan mengurangi uang yang terikat dalam stok yang berlebihan, perusahaan bisa meningkatkan likuiditas dan aliran kas. Tujuan ini bisa dirumuskan dengan mengidentifikasi jumlah uang yang akan tersedia untuk investasi atau operasional lainnya sesudah pengurangan stok dilakukan.
  • Menghemat Biaya Penyimpanan: Tetapkan target untuk mengurangi biaya penyimpanan dengan mengurangi volume stok. Anda bisa menentukan jumlah penghematan biaya penyimpanan yang diharapkan dan membandingkannya dengan biaya penyimpanan sebelum proyek dimulai. Penghematan ini bisa meliputi biaya sewa gudang, biaya pemeliharaan, dan biaya lainnya terkait penyimpanan.
  • Mengoptimalkan Penggunaan Ruang Gudang: Rencanakan untuk mengatur ulang ruang penyimpanan supaya lebih efisien. Tujuan ini melibatkan penataan kembali gudang untuk mengurangi kebutuhan ruang tambahan dan meningkatkan aksesibilitas barang. Anda bisa menetapkan target untuk peningkatan efisiensi penggunaan ruang, misalnya dengan mengurangi ruang kosong atau meningkatkan kapasitas penyimpanan dalam area yang ada.

Selaras dengan Visi dan Strategi Bisnis

Penting untuk memastikan kalau semua tujuan yang Anda tetapkan selaras dengan visi dan strategi bisnis perusahaan secara keseluruhan.

Dengan cara ini, proyek inventory reduction tidak cuma akan membantu mengurangi persediaan tapi juga mendukung tujuan bisnis yang lebih besar.

Ini meliputi efisiensi operasional, peningkatan profitabilitas, dan keselarasan dengan strategi jangka panjang perusahaan.

Memberikan Arah yang Kuat

Dengan menetapkan tujuan yang jelas dan menyeluruh, Anda memberikan arah yang kuat untuk proyek.

Tujuan-tujuan ini akan menjadi landasan untuk setiap langkah yang diambil dalam proses ini, mulai dari perencanaan hingga eksekusi. Mereka juga akan membantu dalam mengarahkan tim proyek, mengatur prioritas, dan memotivasi semua pihak yang terlibat untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang tujuan proyek dan bagaimana mengukurnya, Anda bisa memastikan kalau proyek inventory reduction dilaksanakan dengan fokus yang jelas dan hasil yang terukur.

Seri Blog: Panduan Lengkap Proyek Inventory Reduction (Part 1)
Designed by Freepik

Penunjukan Project Manager

Sesudah menetapkan tujuan proyek, langkah penting berikutnya adalah menunjuk seorang project manager (PM) yang akan memimpin dan bertanggung jawab penuh atas kesuksesan proyek inventory reduction.

Peran project manager sangat strategis karena dia bertindak sebagai penggerak utama yang memastikan kalau semua aktivitas proyek berjalan sesuai rencana dan mencapai hasil yang diinginkan.

Peran Utama Project Manager

  1. Mengelola Aktivitas Proyek. Project manager bertanggung jawab untuk memastikan setiap tahap proyek dijalankan sesuai dengan jadwal dan anggaran yang sudah ditetapkan. Ini termasuk memastikan kalau semua aktivitas proyek—mulai dari pengurangan stok hingga penyesuaian ruang gudang—berjalan sesuai dengan timeline yang sudah disepakati. PM juga harus memantau penggunaan sumber daya, mengatur tugas anggota tim, dan memastikan semua pekerjaan dilakukan dengan efisien.
  2. Berfungsi sebagai Penghubung. Sebagai penghubung utama antara tim proyek dan manajemen senior, project manager bertugas menyampaikan kemajuan proyek secara rutin. Dia harus memberikan update yang transparan mengenai status proyek, menyampaikan setiap pencapaian milestone, dan mengomunikasikan risiko atau tantangan yang muncul. Dengan komunikasi yang efektif, PM bisa memastikan kalau manajemen senior terlibat dalam pengambilan keputusan penting serta mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk mengatasi hambatan.
  3. Mengatasi Tantangan. Tidak jarang muncul tantangan selama pelaksanaan proyek, mulai dari masalah dengan pemasok hingga keterbatasan sumber daya. Project manager harus punya kemampuan untuk mengidentifikasi potensi masalah sejak dini dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasi hambatan tersebut. Kemampuan dalam menyusun strategi mitigasi risiko, seperti mencari pemasok alternatif atau menyesuaikan timeline proyek, akan sangat membantu dalam menjaga proyek tetap berada di jalurnya.

Kriteria Penting dalam Memilih Project Manager

Memilih project manager yang kompeten adalah langkah krusial dalam keberhasilan proyek. Berikut adalah beberapa kriteria utama yang harus dipertimbangkan:

  1. Kemampuan Komunikasi. Seorang project manager harus punya keterampilan komunikasi yang luar biasa. Ini berarti mampu menyampaikan informasi dengan jelas dan efektif kepada seluruh anggota tim serta stakeholder. Kemampuan komunikasi yang baik memungkinkan PM untuk menyelesaikan konflik dengan cepat, memberikan arahan yang jelas, dan memastikan kalau semua orang berada pada halaman yang sama selama proyek berlangsung.
  2. Keterampilan Organisasi. Karena PM bertanggung jawab untuk mengelola berbagai aspek proyek—mulai dari jadwal hingga anggaran dan sumber daya—keterampilan organisasi yang kuat sangat diperlukan. PM harus mampu memprioritaskan tugas, mengatur timeline, dan memastikan semua elemen proyek bergerak sesuai rencana. Keterampilan organisasi yang baik membantu menjaga keteraturan, meminimalkan kesalahan, dan memastikan proyek berjalan dengan lancar.
  3. Pemahaman Proses Bisnis. Memahami proses bisnis dan manajemen inventaris secara mendalam adalah syarat penting bagi seorang project manager. Tanpa pengetahuan yang baik tentang alur bisnis dan bagaimana stok serta gudang dikelola, PM akan kesulitan membuat keputusan yang tepat. Pemahaman ini memungkinkan PM untuk membuat strategi yang selaras dengan kebutuhan operasional perusahaan dan mengambil tindakan yang berdampak positif pada efisiensi dan profitabilitas.
Seri Blog: Panduan Lengkap Proyek Inventory Reduction (Part 1)
Designed by Freepik

Kepemimpinan yang Efektif sebagai Kunci Kesuksesan

Project manager bukan cuma seorang pelaksana, tapi juga seorang pemimpin. Kepemimpinan yang efektif berarti mampu memotivasi tim, memberikan arah yang jelas, dan menginspirasi anggota tim untuk bekerja sama mencapai tujuan proyek.

Project manager yang sukses akan punya kemampuan untuk membuat keputusan cepat saat diperlukan, menjaga moral tim tetap tinggi, dan memastikan kalau semua pihak yang terlibat punya pemahaman yang sama tentang prioritas proyek.

Penunjukan project manager yang tepat sangat penting dalam proyek inventory reduction. Dengan memilih seseorang yang punya kemampuan manajerial, keterampilan komunikasi yang baik, serta pemahaman yang mendalam tentang bisnis dan inventaris, Anda bisa meningkatkan kemungkinan proyek berjalan sukses.

Kepemimpinan yang baik adalah kunci untuk mencapai hasil optimal, dan project manager yang kompeten akan menjadi penggerak utama dalam mewujudkan tujuan proyek.

Pembentukan Tim Proyek

Sesudah project manager ditunjuk, langkah berikutnya yang sangat krusial dalam proyek inventory reduction adalah membentuk tim proyek lintas fungsi.

Tim ini harus terdiri dari perwakilan dari berbagai departemen yang berperan penting dalam manajemen inventaris. Setiap anggota tim punya keahlian khusus dan tanggung jawab dalam memastikan kalau proyek pengurangan inventaris berjalan efektif dan efisien.

Pentingnya Tim Proyek Lintas Fungsi

Dengan melibatkan berbagai departemen, Anda memastikan kalau setiap aspek manajemen inventaris diperhatikan secara menyeluruh.

Kolaborasi lintas fungsi memungkinkan semua bagian perusahaan bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan bersama.

Setiap departemen membawa perspektif unik yang membantu menciptakan strategi pengurangan inventaris yang komprehensif dan berimbang.

Peran Utama Setiap Departemen dalam Tim Proyek

  1. PPIC (Production Planning and Inventory Control). Tim PPIC punya peran sentral dalam merencanakan kebutuhan produksi serta mengelola dan mengendalikan persediaan supaya sesuai dengan permintaan pasar. Tanggung jawab utama mereka adalah memastikan kalau stok tersedia dalam jumlah yang tepat dan pada waktu yang tepat, selaras dengan rencana produksi dan fluktuasi pasar. Mereka juga akan berkolaborasi dengan departemen lain untuk menyeimbangkan kebutuhan inventaris dengan strategi pengurangan yang ditetapkan.
  2. Purchasing. Purchasing bertanggung jawab untuk mengelola pembelian barang, memastikan kalau semua barang yang dibeli sesuai dengan kebutuhan aktual perusahaan. Mereka memainkan peran kunci dalam mencegah overstock dengan menyesuaikan volume pembelian supaya sesuai dengan target pengurangan inventaris. Selain itu, mereka juga akan mencari peluang untuk mendapatkan harga yang lebih baik atau menegosiasikan kontrak yang lebih fleksibel dengan pemasok, yang bisa mendukung proyek secara keseluruhan.
  3. Warehouse. Tim warehouse bertanggung jawab untuk mengelola penyimpanan dan pergerakan barang di gudang. Mereka harus memastikan kalau ruang penyimpanan digunakan secara optimal, mengelola stok secara efisien, dan meminimalkan ruang kosong yang tidak produktif. Peran mereka sangat penting dalam memastikan kalau pengurangan inventaris tidak mengorbankan efisiensi penyimpanan, dan kalau barang-barang yang tersisa tetap mudah diakses dan dikelola dengan baik.
  4. Produksi. Departemen produksi bertugas memproduksi barang dalam jumlah dan waktu yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Kerja sama yang erat dengan PPIC sangat penting untuk memastikan kalau produksi tidak menyebabkan penumpukan stok yang berlebihan. Produksi juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi selama proyek pengurangan inventaris, seperti penyesuaian volume produksi atau perubahan strategi pengadaan bahan baku.
  5. Finance. Tim finance bertanggung jawab untuk menghitung dampak finansial dari proyek inventory reduction. Mereka akan menganalisis bagaimana pengurangan inventaris bisa mengurangi biaya penyimpanan, meningkatkan cash flow, dan menciptakan efisiensi biaya yang signifikan. Selain itu, mereka akan mengawasi penghematan yang dicapai melalui strategi pengurangan dan memberikan umpan balik tentang bagaimana keputusan dalam proyek mempengaruhi kondisi finansial perusahaan secara keseluruhan.
Designed by Freepik

Kolaborasi dan Sinergi

Tim proyek lintas fungsi tidak cuma bertanggung jawab untuk menjalankan tugas departemen masing-masing, tapi juga harus berkolaborasi secara erat untuk memastikan kalau setiap keputusan dan tindakan selaras dengan tujuan proyek. Sebagai contoh:

  • Tim purchasing harus bekerja sama dengan PPIC untuk memastikan pembelian sesuai dengan rencana produksi dan target pengurangan stok.
  • Tim warehouse dan produksi perlu berkomunikasi untuk memastikan kalau barang yang diproduksi disimpan dengan efisien dan tidak menumpuk di gudang.
  • Tim finance harus mendapatkan informasi akurat dari semua departemen untuk memastikan kalau dampak finansial dari setiap keputusan terukur dengan baik.

Manfaat Pembentukan Tim Lintas Fungsi

  1. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik. Dengan melibatkan berbagai departemen, keputusan yang diambil akan lebih holistik dan mempertimbangkan semua aspek operasional. Setiap departemen memberikan masukan berdasarkan keahlian dan data yang mereka punya, sehingga keputusan yang diambil lebih tepat sasaran dan memperkecil risiko kesalahan.
  2. Peningkatan Efisiensi. Kolaborasi lintas fungsi memungkinkan identifikasi lebih dini terhadap masalah yang mungkin timbul selama pelaksanaan proyek. Dengan adanya komunikasi yang baik antar departemen, hambatan bisa diatasi lebih cepat, dan efisiensi dalam manajemen stok serta operasi lainnya bisa ditingkatkan.
  3. Tanggung Jawab Bersama. Dengan melibatkan seluruh bagian perusahaan, setiap departemen merasa punya tanggung jawab terhadap kesuksesan proyek. Ini menciptakan rasa kepemilikan bersama dan mendorong kerja sama yang lebih solid. Ketika setiap departemen memahami dampak dari tindakan mereka terhadap proyek secara keseluruhan, mereka akan lebih berkomitmen untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Pembentukan tim proyek lintas fungsi adalah kunci sukses dalam proyek inventory reduction. Dengan melibatkan perwakilan dari PPIC, purchasing, warehouse, produksi, dan finance, Anda memastikan kalau semua aspek manajemen inventaris diperhatikan dan dikelola dengan baik. Kolaborasi yang efektif antar departemen akan membantu menciptakan solusi yang komprehensif, meningkatkan efisiensi, dan memastikan kalau proyek ini mencapai tujuan pengurangan inventaris secara optimal.

Designed by Freepik

Analisis Stakeholders

Langkah penting dalam fase inisiasi proyek inventory reduction adalah melakukan analisis terhadap stakeholders.

Stakeholders adalah pihak-pihak yang punya kepentingan terhadap proyek, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan hasil proyek ini bisa mempengaruhi mereka dalam berbagai cara.

Memahami siapa saja yang terlibat dan bagaimana mereka terdampak sangat penting supaya proyek bisa berjalan lancar dan mendapat dukungan penuh.

Identifikasi Stakeholders Utama dalam Proyek Inventory Reduction

  1. Manajemen Senior. Manajemen senior punya peran yang sangat krusial dalam keberhasilan proyek. Mereka perlu terus menerima laporan perkembangan dan hasil proyek, sehingga bisa memberikan dukungan yang diperlukan, seperti alokasi sumber daya atau persetujuan atas perubahan kebijakan. Manajemen senior juga berperan dalam memberikan arahan strategis, memastikan kalau proyek inventory reduction selaras dengan visi dan strategi bisnis perusahaan. Tanpa dukungan dari level ini, proyek berisiko kehilangan arah atau menghadapi hambatan dalam pengambilan keputusan.
  2. Pemasok. Pemasok merupakan stakeholders eksternal yang akan terdampak oleh perubahan dalam pola pembelian yang terjadi selama proyek. Kalau Anda memutuskan untuk mengurangi volume pembelian atau mengubah frekuensi pemesanan, pemasok harus diberi informasi supaya mereka bisa menyesuaikan produksi, stok, atau kapasitas mereka. Komunikasi yang baik dengan pemasok sangat penting supaya proyek pengurangan inventaris tidak menyebabkan gangguan dalam rantai pasok, seperti keterlambatan pengiriman atau ketidaktersediaan barang.
  3. Pelanggan. Meskipun pelanggan tidak terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek, mereka bisa terdampak oleh hasilnya. Pengurangan inventaris yang tidak dikelola dengan baik bisa mempengaruhi ketersediaan produk di pasar, yang pada akhirnya berdampak pada kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, penting untuk berkomunikasi dengan pelanggan kalau ada kemungkinan perubahan yang bisa mempengaruhi mereka, seperti penundaan pengiriman, pengurangan variasi produk, atau penyesuaian dalam waktu pengiriman.
  4. Departemen Internal. Beberapa departemen di dalam perusahaan akan secara langsung terpengaruh oleh pengurangan inventaris. Misalnya:
    • Produksi: Departemen produksi membutuhkan pasokan material yang memadai untuk menjalankan operasional mereka. Perubahan dalam inventaris bisa mempengaruhi jalannya produksi, sehingga perlu ada komunikasi yang jelas supaya mereka bisa menyesuaikan proses produksi dengan kondisi inventaris baru.
    • Penjualan: Departemen penjualan memerlukan akses ke produk yang tersedia untuk ditawarkan kepada pelanggan. Kalau inventaris menurun drastis, tim penjualan harus diberi tahu supaya mereka bisa menyesuaikan strategi penjualan atau komunikasi dengan pelanggan.
    • Keuangan: Keuangan adalah departemen lain yang punya kepentingan besar dalam proyek ini, mengingat pengurangan inventaris akan berdampak pada cash flow dan biaya penyimpanan. Mereka perlu mengawasi dampak finansial dari perubahan yang terjadi dan memberikan umpan balik terkait efisiensi biaya.
Designed by Freepik

Langkah-Langkah dalam Analisis Stakeholders

  1. Identifikasi Stakeholders Utama. Langkah pertama dalam analisis stakeholders adalah mengidentifikasi siapa saja yang punya kepentingan besar terhadap proyek. Dengan mengidentifikasi stakeholders utama, Anda bisa fokus pada mereka yang punya pengaruh terbesar terhadap keberhasilan atau kegagalan proyek. Ini mencakup manajemen senior, pemasok kunci, dan departemen internal yang terlibat langsung dalam manajemen persediaan dan operasional sehari-hari.
  2. Menganalisis Kepentingan dan Ekspektasi Stakeholders. Sesudah stakeholders diidentifikasi, penting untuk memahami kepentingan dan ekspektasi mereka. Misalnya, manajemen senior mungkin lebih fokus pada penghematan biaya, sementara pemasok mungkin khawatir tentang perubahan volume pembelian. Memahami ekspektasi ini memungkinkan Anda untuk mengelola harapan dengan baik dan meminimalkan potensi konflik.
  3. Mengembangkan Strategi Komunikasi. Salah satu aspek paling kritis dari manajemen stakeholders adalah mengembangkan strategi komunikasi yang efektif. Setiap stakeholder mungkin memerlukan tingkat informasi dan keterlibatan yang berbeda. Contohnya:
    • Manajemen senior mungkin membutuhkan laporan berkala yang merinci kemajuan proyek dan dampak finansial.
    • Pemasok mungkin membutuhkan pertemuan untuk merundingkan ulang kontrak atau menyesuaikan kesepakatan pengiriman.
    • Departemen produksi dan penjualan perlu diberi informasi terkini tentang status inventaris, supaya mereka bisa menyesuaikan operasi dan strategi mereka.

Pastikan kalau saluran komunikasi yang Anda gunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing stakeholder. Bisa berupa rapat mingguan, laporan tertulis, email, atau bahkan dashboard online yang bisa diakses kapan saja oleh stakeholders yang membutuhkan informasi terbaru.

  1. Menjaga Keterbukaan dan Transparansi. Keterbukaan adalah kunci untuk menjaga hubungan yang baik dengan stakeholders. Dengan transparansi, Anda bisa mengurangi risiko kesalahpahaman atau penolakan dari pihak-pihak yang terlibat. Ini juga menciptakan rasa kepercayaan dan keterlibatan yang lebih besar di antara stakeholders, karena mereka merasa dihargai dan dimasukkan dalam proses pengambilan keputusan.

Mengelola Resiko dan Meningkatkan Dukungan Stakeholders

Manajemen stakeholders yang baik tidak cuma tentang memberikan informasi, tapi juga tentang mengantisipasi dan mengelola risiko yang mungkin timbul dari perubahan yang terjadi selama proyek. Sebagai contoh:

  • Manajemen senior mungkin perlu diyakinkan tentang pentingnya pengurangan stok dengan menunjukkan dampak positif terhadap cash flow.
  • Pemasok mungkin memerlukan insentif atau negosiasi ulang kontrak untuk tetap mendukung perusahaan meskipun volume pembelian menurun.
  • Departemen internal perlu mendapatkan pelatihan atau panduan tambahan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam pengelolaan inventaris.

Dengan strategi komunikasi yang baik, analisis risiko yang tepat, dan pemahaman mendalam tentang kepentingan stakeholders, Anda bisa memastikan kalau setiap pihak mendukung penuh proyek dan siap berkolaborasi untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Analisis stakeholders adalah langkah kritis yang tidak boleh diabaikan dalam proyek inventory reduction. Identifikasi stakeholders yang tepat, pemahaman mendalam tentang kepentingan mereka, dan komunikasi yang efektif adalah kunci untuk memastikan keberhasilan proyek. Melalui pendekatan ini, Anda bisa memastikan kalau setiap pihak yang terlibat memahami peran mereka, mendukung proyek, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Kesimpulan

Fase inisiasi proyek inventory reduction adalah langkah pertama dan paling penting untuk memastikan proyek berjalan dengan baik. Dengan menetapkan tujuan yang jelas, memilih project manager yang tepat, membentuk tim lintas fungsi yang solid, serta menjaga komunikasi yang baik dengan stakeholders, Anda akan membangun fondasi yang kuat untuk kesuksesan proyek. Kalau semua elemen ini dipersiapkan dengan baik, Anda bisa melanjutkan proyek dengan keyakinan kalau hasilnya akan sesuai dengan harapan.

Semoga bermanfaat!

Bagikan artikel ini ke rekan Anda yang lain supaya mereka juga mendapatkan manfaatnya. Untuk lebih banyak insight bermanfaat tentang supply chain management, follow akun LinkedIn saya. Dapatkan juga ebook dari scmguide.com di sini untuk semakin menambah wawasan supply chain management Anda. Anda bebas menggunakan semua artikel di blog ini untuk tujuan apapun, termasuk komersil, tanpa perlu memberikan atribusi.

Avatar photo

Dicky Saputra

Saya adalah seorang profesional yang bekerja di bidang Supply Chain Management sejak tahun 2004. Saya membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja keseluruhan supply chain mereka.

View all posts by Dicky Saputra →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *