April 12, 2025

Kenapa Rekomendasi Anda dalam Supply Chain Sering Diabaikan dan Apa yang Bisa Dilakukan

Frustrasi Saat Pendapat Tidak Didengar

Anda sudah menghabiskan berminggu-minggu menganalisis data, menjalankan simulasi, dan menyusun rekomendasi yang solid untuk mengoptimalkan persediaan. Anda masuk ke rapat dengan percaya diri, mempresentasikan temuan Anda, dan… tidak ada yang terjadi. Tidak ada yang menolak ide Anda, tapi juga tidak ada yang menindaklanjutinya. Lebih parahnya, beberapa minggu kemudian, keputusan diambil dengan mengabaikan sepenuhnya masukan Anda.

Kalau Anda bekerja di supply chain tapi bukan pengambil keputusan utama, situasi ini mungkin sudah terlalu sering Anda alami. Rasanya melelahkan. Anda mulai bertanya-tanya, “Buat apa repot-repot kalau pada akhirnya tidak ada yang mendengarkan?” Tapi sebelum rasa frustrasi itu semakin dalam, mari kita bahas kenapa hal ini terjadi—dan apa yang bisa Anda lakukan.

Sebelum kita lanjutkan bahasan menarik ini, jangan lupa untuk follow juga akun LinkedIn saya. Anda akan mendapatkan lebih banyak insight bermanfaat tentang supply chain management di sana. Dapatkan juga ebook dari scmguide.com di sini untuk semakin menambah wawasan supply chain management Anda.

Keputusan Tidak Selalu Berdasarkan Data

Dalam dunia ideal, keputusan dalam supply chain sepenuhnya berbasis data. Pilihan terbaik akan diambil berdasarkan angka, analisis, dan model optimasi. Tapi kenyataannya, pengambilan keputusan di kebanyakan perusahaan tidak sesederhana itu.

Mungkin rekomendasi Anda bisa menghemat biaya, tapi perusahaan punya hubungan jangka panjang dengan pemasok tertentu, dan memutusnya akan menimbulkan ketegangan politik. Mungkin rencana pengurangan stok Anda masuk akal, tapi CEO masih trauma dengan insiden kehabisan stok yang dulu pernah terjadi, jadi dia menolak mengambil risiko. Atau mungkin rekomendasi Anda sudah tepat, tapi atasan Anda tidak mau berseberangan dengan keinginan VP karena, ya, itu VP-nya.

Politik kantor, budaya perusahaan, dan persepsi risiko sama besarnya—kadang bahkan lebih besar—dampaknya dibandingkan sekadar angka dan data.

Anda juga pasti suka:

Tugas Anda Memberi Rekomendasi, Bukan Memaksakan Keputusan

Ini mungkin sulit diterima, tapi inilah realitanya: kecuali Anda adalah pengambil keputusan utama, tugas Anda bukanlah memaksa orang untuk menjalankan ide Anda. Tugas Anda adalah memberikan masukan, mengidentifikasi risiko, dan merekomendasikan langkah terbaik berdasarkan keahlian Anda.

Dan yang perlu disadari—tidak semua rekomendasi Anda akan diterima, dan itu bukan masalah. Keputusan diambil dengan mempertimbangkan faktor yang lebih luas, termasuk hal-hal yang mungkin tidak Anda ketahui.

Tapi bukan berarti pekerjaan Anda sia-sia. Masukan Anda tetap membentuk diskusi. Meskipun saran Anda tidak langsung dijalankan, bisa saja itu memengaruhi keputusan di masa depan dengan cara yang tidak langsung terlihat.

Designed by Freepik

Bagaimana Supaya Rekomendasi Anda Lebih Didengar

Kalau Anda ingin ide Anda lebih diperhitungkan, Anda harus memahami bagaimana keputusan sebenarnya dibuat di organisasi Anda.

Pertama, cari tahu siapa yang benar-benar punya pengaruh. Tidak selalu orang dengan jabatan tertinggi. Kadang, seorang manajer senior atau penasihat tepercaya punya pengaruh lebih besar dibandingkan direktur. Kalau Anda bisa menyelaraskan rekomendasi Anda dengan kepentingan mereka, peluang ide Anda diterima akan lebih besar.

Kedua, pelajari bahasa yang digunakan para pengambil keputusan. Kalau atasan Anda lebih peduli pada penghematan biaya daripada efisiensi, jangan cuma bilang, “Ini akan meningkatkan operasional.” Sebaliknya, katakan, “Dengan cara ini, kita bisa menghemat Rp3 miliar per tahun.” Kalau manajemen cenderung menghindari risiko, soroti bagaimana rencana Anda bisa mengurangi ketidakpastian dibandingkan cuma sekadar membawa perubahan.

Ketiga, pahami kalau waktu sangat berpengaruh. Rekomendasi Anda ditolak hari ini bukan berarti idenya buruk. Prioritas bisnis terus berubah. Apa yang dianggap tidak relevan sekarang bisa menjadi kebutuhan mendesak enam bulan lagi. Jadi, terus asah rekomendasi Anda dan bersiaplah untuk mengusulkannya kembali saat momen yang tepat.

Anda juga pasti suka:

Jangan Terbawa Perasaan

Pada akhirnya, pengambilan keputusan itu kompleks. Kalau rekomendasi Anda tidak diterima, bukan berarti Anda salah atau suara Anda tidak penting. Selalu ada faktor lain yang bermain—beberapa terlihat, beberapa tidak.

Profesional supply chain yang hebat tidak mudah berkecil hati saat idenya diabaikan. Mereka fokus pada memberikan rekomendasi terbaik, memahami dinamika pengambilan keputusan, dan menyampaikan gagasan mereka dengan cara yang sesuai dengan prioritas perusahaan.

Jadi, teruslah bekerja. Terus sampaikan ide-ide Anda. Dan yang terpenting, jangan biarkan penolakan membuat Anda patah semangat. Ide yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan dukungan yang tepat, pada akhirnya akan mendapatkan jalannya.

Semoga bermanfaat!

Bagikan artikel ini ke rekan Anda yang lain supaya mereka juga mendapatkan manfaatnya. Untuk lebih banyak insight bermanfaat tentang supply chain management, follow akun LinkedIn saya. Dapatkan juga ebook dari scmguide.com di sini untuk semakin menambah wawasan supply chain management Anda. Anda bebas menggunakan semua artikel di blog ini untuk tujuan apapun, termasuk komersil, tanpa perlu memberikan atribusi.

Avatar photo

Dicky Saputra

Saya adalah seorang profesional yang bekerja di bidang Supply Chain Management sejak tahun 2004. Saya membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja keseluruhan supply chain mereka.

View all posts by Dicky Saputra →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *