Desember 23, 2024

Cara Menghitung Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Overall Equipment Effectiveness atau OEE adalah salah satu istilah yang dikemukakan oleh Seiichi Nakajima tahun 1960 untuk mengukur tingkat efektivitas suatu proses produksi.

Apa pengertian dari Overall Equipment Effectiveness (OEE) itu? Apa manfaat dan tujuannya Bagaimana cara menghitung OEE? Apa yang bisa disimpulkan dari sebuah angka OEE?

Itulah bahasan menarik kita kali ini.

Tapi, sebelum kita bahas lebih jauh, pastikan Anda juga sudah gabung dengan scmguide telegram channel supaya ngga ketinggalan update artikel-artikel bermanfaat lainnya dari blog ini.

Pengertian Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Pengertian dari Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah suatu perhitungan yang dilakukan untuk menentukan nilai efektivitas mesin atau peralatan yang tersedia.

OEE merupakan salah satu metode yang tersedia di dalam TPM atau Total Productive Maintenance.

Sebagai aturan dasarnya, OEE bisa Anda gunakan sebagai indikator performa mesin atau sistem di bisnis Anda.

Beberapa ahli punya beberapa pendapatnya sendiri mengenai OEE.

Ada yang menjelaskan kalau OEE adalah metode yang digunakan untuk menilai efektivitas penggunaan pada sistem atau mesin dengan menggunakan berbagai sudut pandang di dalam suatu proses perhitungan.

Sedangkan pendapat lain menjelaskan kalau OEE adalah suatu efisiensi keseluruhan struktur yang dihasilkan dari nilai perhitungan ketersediaan, efisiensi kinerja dan tingkat kualitas suatu produk.

Pendapat yang lain lagi menyatakan kalau OEE adalah suatu ukuran nilai efektivitas pada penggunaan mesin atau peralatan dengan menghitung ketersediaan pada mesin, kinerja dan juga kualitas produk yang diproduksi.

Manfaat Overall Equipment Effectiveness (OEE)

OEE adalah sesuatu yang bisa Anda gunakan sebagai indikator kinerja dalam periode waktu tertentu, seperti shift, harian, mingguan, bulanan, atau pun tahunan.

Pengukuran OEE akan paling efektif kalau Anda gunakan di perusahaan manufaktur.

OEE bisa Anda gunakan di berbagai tingkatan pada lingkungan perusahaan, termasuk:

  • OEE adalah suatu hal yang bisa Anda gunakan sebagai titik referensi untuk mengukur rencana peningkatan performa perusahaan Anda.
  • OEE adalah suatu bentuk perkiraan aliran produksi yang bisa Anda gunakan untuk membandingkan jalur kinerja pada lintas departemen perusahaan, jadi akan terlihat aliran mana yang ngga berkontribusi signifikan.
  • Bila proses perhitungan ini Anda lakukan secara individual, maka OEE bisa Anda gunakan untuk menentukan mesin atau alat mana yang punya performa buruk, jadi Anda tahu ke mana Anda harus memfokuskan sumber daya Anda.

Secara umum, beberapa manfaat OEE adalah sebagai berikut:

  • Mampu menentukan titik awal kinerja perusahaan, peralatan, atau pun mesin perusahaan
  • Mampu mengidentifikasi bottlenecks pada alat atau mesin perusahaan
  • Mampu mengidentifikasi seluruh kerugian produktivitas

Tujuan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Tujuan utama dari perhitungan OEE adalah untuk menilai kinerja sistem pemeliharaan Anda.

Anda bisa gunakan metode ini untuk bisa memeriksa ketersediaan pada mesin ataupun sistem, efisiensi produksi, dan juga kualitas produksi mesin atau sistem perusahaan.

Cara menghitung Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, OEE adalah suatu perhitungan yang Anda gunakan untuk bisa menentukan tingkat produktivitas dan efektivitas peralatan.

Rumus OEE adalah sebagai berikut:

OEE (%) = Availability (%) x Performance efficiency (%) x Rate of Quality Product (%)

Kondisi ideal dari OEE adalah sebagai berikut:

  • Ketersediaan > 90%
  • Efisiensi daya > 95%
  • Kualitas produk > 99%
  • Idealnya, nilai OEE adalah: 90% x 95% x 99% = 85%

Anda juga pasti suka:

3 elemen Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Ada tiga elemen produktivitas dan efektivitas peralatan yang bisa Anda ukur terkait dengan OEE, yaitu availability, performance efficiency dan rate of quality product.

Ayo kita lihat satu per satu.

Availability

Availability adalah rasio antara waktu manfaat mesin perusahaan dan waktu manfaat yang diinginkan pada waktu yang tersedia.

Availability ini adalah ukuran seberapa jauh alat atau mesin Anda bisa tetap beroperasi.

cara menghitung OEE

Rasio ketersediaan ini adalah tingkat efektivitas operasi mesin atau sistem perusahaan Anda.

Rasio ketersediaan adalah tentang perbandingan antara waktu operasi dan waktu persiapan.

Parameter ini mampu menentukan kesiapan alat yang tersedia dan mampu Anda gunakan dengan baik.

Sedangkan yang dibilang ketersediaan rendah cenderung terjadi karena adanya pemeliharaan yang buruk.

Untuk itu, perhitungan nilai ketersediaan membutuhkan waktu pengoperasian, waktu kerja, dan waktu henti.

Ada dua kemungkinan terjadinya ketidaksediaan mesin produksi, diantaranya adalah :

  • Breakdown. Yang dimaksud dengan Breakdown adalah kerusakan mesin yang biasanya lebih dari 10 menit. Waktu Breakdown (rusak) akan dicatat dalam bentuk “menit” sampai mesin produksi tersebut bisa beroperasi kembali untuk memproduksi unit produk yang baik.
  • Setup/adjustment. Yang dimaksud dengan setup atau adjustment ini adalah ketidaksediaan mesin produksi akibat pergantian model atau produk. Waktu yang dihitung adalah waktu unit terakhir pada model sebelumnya Anda produksi sampai unit pertama pada model selanjutnya mulai diproduksi.

Untuk menghitung ketersediaan, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini.

Availability = ((Loading time – downtime) / loading time) x 100%

Atau,

Availability = (Operation time / loading time) x 100%

Keterangan:

Operation time adalah hasil dari pengurangan waktu kerja ketika mesin ngga bisa beroperasi.

Downtime mesin adalah waktu yang  diperlukan untuk memproses apa yang harus digunakan oleh mesin yang karena kegagalan fungsi mesin, maka ngga mampu menghasilkan waktu produktif.

Waktu henti atau downtime ini termasuk penghentian mesin karena kerusakan pada mesin atau peralatan, penggantian cetakan, melakukan prosedur pemasangan, penyesuaian, dll.

Sedangkan loading time adalah waktu yang tersedia per hari atau bulan yang dikurangi dengan downtime mesin yang sudah direncanakan.

Performance efficiency

Performance efficiency adalah suatu hubungan antara apa yang sebenarnya harus berada dalam periode waktu tertentu, atau bisa digambarkan sebagai perbandingan antara tingkat produksi aktual dan yang diharapkan.

Efisiensi kinerja bisa dihitung dari mengalikan kecepatan kerja dan kegiatan operasi bersih, ataupun rasio antara jumlah produk yang berhasil diproduksi, lalu dikalikan dengan waktu siklus ideal dan waktu yang tersedia untuk melakukan berbagai proses produksi.

Yang dikategorikan sebagai performance yang akan diukur di antaranya adalah:

  • Small stop. Yang dimaksud dengan small stop adalah berhentinya mesin dalam waktu yang singkat (umumnya di bawah 10 menit) tapi frekuensi terjadinya tinggi (sering terjadi). Sering terjadinya pemberhentian singkat ini menyebabkan output yang dihasilkan jadi berkurang. Contoh terjadinya small stop seperti terjadinya macet ataupun error pada mesin produksi. Small stop ini perlu dicatat pada tally sheet, jadi diketahui seberapa sering terjadinya small stop serta berapa lama akumulasi waktunya.
  • Slow running. Slow running adalah berkurang kecepatan mesin dalam memproduksi, hal ini sering terjadi ketika perawatan mesin ngga dilakukan dengan baik.

Rumus untuk menghitung efisiensi kinerja adalah sebagai berikut.

Operation speed rate = ideal cycle time / actual cycle time

Di mana,

Net operation rate = (Processed amount x actual cycle time) / operation time

Di mana,

Performance efficiency = ((Processed amount x actual cycle time) / (operation time x ideal cycle time)) / actual cycle time

Atau,

Performance efficiency = ((Processed amount x ideal cycle time) / operation time) x 100%

Kecepatan adalah suatu rasio kesempatan engine ideal yang berdasarkan pada daya engine aktual pada kecepatan engine aktual.

Runtime bersih digunakan untuk bisa menghitung kerugian yang diakibatkan oleh sedikit downtime dan juga penurunan pada kecepatan produksi.

Anda juga pasti suka:

Rate of quality product

Rate of quality product adalah suatu rasio antara jumlah produk yang baik dan juga jumlah total produk yang diproses.

Tingkatan kualitas produk ini mampu menunjukkan produk yang mampu diterima dari seluruh produk yang dihasilkan.

Yang diperhitungkan dalam quality diantaranya adalah:

  • Startup defect. Yang dimaksud dengan startup defect disini adalah cacat yang ditimbulkan oleh mesin saat pertama kali memulai produksi. Defect atau cacat biasanya akan terjadi saat mesin beroperasi kembali sesudah terjadinya perbaikan mesin maupun adanya pergantian setting atau model baru yang akan diproduksi.
  • Production defect. Production defect adalah cacat yang terjadi saat produksi sedang berlangsung. Defect atau cacat tersebut harus dicatat supaya bisa dilakukan tindakan pencegahan.

Contoh perhitungan OEE

Availability

Dalam suatu proses produksi, sebuah mesin memerlukan waktu untuk set up yang memakan waktu 10 menit/shift.

Sedangkan total jam kerja dalam 1 shift adalah 8 jam atau 480 menit, sedangkan downtime yang terjadi karena permasalahan mesin memakan waktu 20 menit, maka berapakah nilai availability pada mesin?

Jawab :

Loading time = total waktu yang tersedia – loss time = 480 menit – (10 menit + 20 menit) = 450 menit

Availability = (loading time / total waktu yang tersedia) x 100 % = (450 menit / 480 menit) x 100% = 93 %

Performance

Dalam suatu waktu proses produksi, suatu mesin mampu membuat produk sebanyak 400 pcs/shift.

Jam kerja dalam waktu satu shift adalah 8 jam atau 480 menit, sedangkan total waktu yang diperlukan untuk membuat 1 pcs produk adalah satu menit per pcs. Lantas, berapakan nilai performansi dari mesin tersebut?

Jawab :

Performance = (jumlah produk yang dihasilkan / total waktu yang tersedia x cycle time) x 100 % = (400 pcs / 480 menit x 1 menit) x 100% = 83%

Quality

Dalam suatu proses produksi, sebuah mesin mampu menghasilkan produk sebanyak 500 pcs/shift dengan jumlah cacat produk sebanyak 10 pcs/shift.

Maka, berapakan nilai quality dari mesin tersebut?

Jawab :

Jumlah produk baik = total output produksi – jumlah cacat = 500 pcs– 10 pcs = 490 pcs Quality = (jumlah produk baik / total produk yang dihasilkan) x 100 % = (490 pcs / 500 pcs) x 100% = 98%

Kesimpulan

OEE adalah adalah suatu perhitungan yang dilakukan untuk menentukan nilai efektivitas mesin atau peralatan yang tersedia.

Perhitungannya bisa Anda lakukan menggunakan rumus yang sudah saya sampaikan di atas.

Dan yang lebih penting dari sekedar menghitung OEE adalah apa yang Anda lakukan setelahnya.

Apa yang akan Anda lakukan untuk meningkatkan kinerja operasional Anda, itulah yang paling penting karena akan berdampak langsung pada profitabilitas bisnis Anda.

Semoga bermanfaat!

Kalau Anda pikir artikel ini bermanfaat, bagikan juga pada rekan-rekan Anda lainnya supaya mereka bisa mendapatkan manfaatnya juga. Gabung juga dengan scmguide telegram channel supaya Anda ngga ketinggalan artikel-artikel terbaru lainnya.

Avatar photo

Dicky Saputra

Saya adalah seorang profesional yang bekerja di bidang Supply Chain Management sejak tahun 2004. Saya membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja keseluruhan supply chain mereka.

View all posts by Dicky Saputra →