Desember 21, 2024

Apakah Punya Excess Inventory Bisa Menguntungkan Bisnis Anda?

Menyimpan inventory berlebih itu ngga bagus. Saya yakin Anda yang berkecimpung di bidang supply chain management sepakat tentang itu.

Inventory yang berlebih (excess inventory) membuat arus kas Anda terganggu. Karena semakin banyak inventory, artinya semakin banyak uang Anda yang ngga berputar dan terjebak dalam bentuk inventory.

Selain itu, gudang pun jadi penuh. Yang kadang sampai mengganggu jalannya operasi di gudang karena koridor-koridor gudang yang terisi oleh inventory yang berlebih tadi.

Belum lagi ada risiko kerusakan dan penurunan kualitas, baik karena handling, atau usang karena barang lama ngga terpakai di gudang.

Tapi ternyata, ada beberapa kondisi di mana punya inventory berlebih bisa jadi menguntungkan.

Pada saat apa?

Itulah yang akan kita bahas kali ini. Tapi sebelum itu, pastikan kalau Anda juga sudah bergabung dengan scmguide telegram channel untuk tetap mendapatkan notifikasi artikel terbaru dari blog ini sekaligus mendapatkan lebih banyak insight seputar supply chain management lainnya.

Bencana alam yang mengganggu supply

Bencana alam adalah salah satu faktor yang bisa membuat supply ke tempat Anda terganggu.

Suatu ketika, terjadi bencana alam di negara yang menjadi supplier bagi sebuah perusahaan manufaktur. Bahkan untuk beberapa manufaktur lainnya. Semua mendapatkan supply material dari negara yang sama.

Yang terjadi saat itu adalah banjir besar yang melanda setiap daerah di mana fasilitas produksi supplier-supplier itu berada.

Akibatnya, proses produksi terhenti. Jalan ngga bisa dilalui. Dan tentu saja, supply ke customer-customer mereka pun terhambat.

Supply yang terhenti memaksa para perusahaan manufaktur berhenti pada saat itu. Mereka ngga mendapatkan komponen yang mereka perlukan untuk membuat produk-produk mereka.

Yang menarik, ada satu perusahan manufaktur yang tetap berjalan seperti biasanya. Mereka tetap menjalankan fasilitas produksi mereka dan membuat produk-produk untuk dikirimkan ke customer mereka.

Apa yang terjadi sebenarnya?

Bagaimana mereka bisa melakukan itu?

Ketika excess stock menguntungkan

Ternyata, selama ini perusahaan manufaktur tersebut punya begitu banyak inventory. Mereka punya semua komponen yang mereka butuhkan secara berlebih.

excess stock

Dan di saat terjadi gangguan supply dari supplier mereka akibat dari bencana alam, mereka memanfaatkan momen tersebut untuk dua hal.

Merebut pangsa pasar

Dengan inventory yang mereka punya, mereka bisa terus menjalankan produksi mereka. Di saat manufaktur lain berhenti beroperasi, dan produk mereka berkurang di pasar, perusahaan ini tetap men-supply produk-produk mereka.

Ini adalah kesempatan mereka untuk merebut pasar kompetitor mereka. Dan mereka tahu persis hal itu. Itulah yang mereka lakukan.

Menurunkan tingkat inventory

Hal kedua yang mereka lakukan adalah memanfaatkan momen ini untuk menurunkan tingkat inventory mereka. Mereka sadar kalau ngga seharusnya mereka punya tingkat inventory setinggi itu. Tapi mereka belum menemukan cara yang efektif untuk menurunkannya.

Dan kesempatan itu malah datang ketika terjadi gangguan supply dari supplier mereka.

Itulah yang mereka lakukan.

Anda juga pasti suka:

Apakah harus menyimpan excess inventory?

Dengan kondisi yang benar-benar terjadi seperti kisah di atas, apakah itu berarti ngga apa-apa untuk punya excess inventory?

Dalam kasus di atas, perusahaan tersebut memang diuntungkan (atau mungkin beruntung) dengan punya excess inventory. Tapi, ayo kita lihat beberapa hal berikut.

Seberapa sering gangguan supply terjadi?

Pertanyaan pertama adalah seberapa sering gangguan supply terjadi pada bisnis Anda?

Kalau Anda memilih supplier yang benar-benar bisa diandalkan, saya yakin gangguan supply akan jarang terjadi. Kalau pun terjadi, mungkin karena bencana alam yang memang ngga bisa diprediksi dan hindari. Tapi, bisa kita bilang, itu sangat jarang terjadi.

Kasus di atas cuma momen sesaat. Tapi hal positif yang dilakukan perusahaan tersebut adalah mereka bisa memanfaatkannya dengan baik untuk memperbaiki kondisi inventory mereka.

Apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan tingkat inventory?

Memanfaatkan momen yang terjadi itu bagus, tapi yang paling penting adalah apa yang akan Anda lakukan setelah momen tersebut lewat?

Apa yang akan Anda lakukan untuk mempertahankan hasil positif yang sudah Anda capai melalui momen tersebut?

Berkaca dari kasus di atas, perusahaan tersebut memang bisa menurunkan tingkat inventory mereka ketika terjadi gangguan supply. Tapi, setelah supply kembali lancar, inventory mereka kembali berlebih.

Kenapa?

Karena mereka ngga menyelesaikan pekerjaan rumah terbesar mereka, yaitu bagaimana mengelola inventory (inventory management). Akibatnya, segera setelah momen sesaat itu berlalu, dan mereka kembali ke cara kerja mereka yang biasa, inventory mereka pun kembali menumpuk.

Kesimpulan

Punya banyak inventory, atau dalam hal ini excess inventory, dalam beberapa kasus bisa jadi menguntungkan.

Tapi, pertanyaaan besarnya, seberapa sering kondisi tersebut muncul?

Sangat jarang. Seringnya ngga terjadi.

Artinya, Anda ngga bisa mengandalkan momen-momen seperti itu untuk memperbaiki tingkat inventory Anda.

Anda harus melakukan inventory management yang efektif setiap harinya untuk menjaga tingkat inventory Anda tetap sehat dan stabil.

Antisipasi terjadinya gangguan supply, itu boleh-boleh saja. Kita ngga bisa memastikan semua hal selalu berjalan sesuai rencana kan?

Tapi pastikan itu berdasar dan didukung dengan data yang bisa diandalkan.

Semoga bermanfaat!

Kalau Anda pikir artikel ini bermanfaat, bagikan juga ke rekan Anda yang lain. Pastikan kalau Anda juga sudah bergabung dengan scmguide telegram channel seperti banyak orang lainnya untuk tetap mendapatkan notifikasi postingan terbaru dari blog ini sekaligus mendapatkan lebih banyak insight seputar supply chain management lainnya. Semua artikel dalam blog ini bebas Anda gunakan untuk apa pun tujuan Anda, termasuk komersil, tanpa perlu memberikan atribusi.

Avatar photo

Dicky Saputra

Saya adalah seorang profesional yang bekerja di bidang Supply Chain Management sejak tahun 2004. Saya membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja keseluruhan supply chain mereka.

View all posts by Dicky Saputra →