Desember 9, 2024

Panduan Sederhana Analisis Value Chain: Cara Membangun Proses Penjualan yang Lebih Efisien

Bagaimana analisis value chain bisa membantu bisnis Anda?

Punya keunggulan kompetitif terhadap bisnis pesaing pastinya bisa membantu Anda semakin meningkatkan keuntungan perusahaan sekaligus menarik customer baru.

Lewat analisis value chain, Anda bisa mengevaluasi fungsi bisnis primer dan sekunder plus mengidentifikasi bagaimana cara meningkatkan efisiensi, meningkatkan value, dan membuat bisnis Anda lebih menonjol dibandingkan yang lain.

Hal ini termasuk memisahkan antara logistik, operasi, dan infrastruktur perusahaan. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk mengungkapkan value sebenarnya dari produk atau layanan Anda.

Nah, dalam artikel ini, kita akan mendalami apa itu analisis value chain, bagaimana hal itu selaras dengan saluran penjualan, dan bagaimana melakukan analisis value chain dalam lima langkah sederhana.

Tapi, sebelum kita bahas lebih jauh, pastikan Anda juga sudah bergabung dengan scmguide telegram channel supaya ngga ketinggalan update artikel-artikel penting lainnya dari blog ini.

Apa itu analisis value chain?

Istilah analisis value chain itu sendiri dipopulerkan pada tahun 1985 oleh Michael Porter, seorang profesor Harvard Business School.

Bukunya “Keunggulan Kompetitif” memperkenalkan konsep dasar value chain, yang menguraikan bagaimana sebuah bisnis bisa mengidentifikasi mana aktivitas utama dan mana aktivitas pendukung, sekaligus menciptakan value bagi customer mereka.

Argumen value chain yang Porter sampaikan adalah kalau kalau value yang perusahaan tawarkan kepada customer lebih tinggi dari biaya produksinya, maka hasilnya akan menjadi keuntungan yang lebih besar.

Value yang perusahaan ciptakan – biaya untuk menciptakan value itu = margin keuntungan

Bagaimana menggunakan analisis value chain

Menurut analisis value chain Porter, perusahaan bisa meningkatkan keuntungan mereka lewat dua cara analisis value chain yang berbeda:

  1. Kepemimpinan biaya: Memotong biaya produksi dan merampingkan proses untuk meningkatkan profitabilitas.
  2. Diferensiasi kompetitif: Meningkatkan value yang customer rasakan dengan menawarkan layanan yang unik atau berkualitas tinggi. Keunggulan diferensiasi ngga cuma meningkatkan value yang customer rasakan, tapi juga membantu dalam meningkatkan brand awareness, karena bisnis Anda jadi akan menonjol dibandingkan yang lain.

Misalnya, kalau perusahaan Anda mengembangkan aplikasi, Anda bisa mendapatkan keunggulan biaya dengan membuat biaya kontrak tetap rendah.

analisis value chain

Atau, Anda bisa mendapatkan diferensiasi kompetitif dengan menciptakan value yang lebih tinggi dalam produk Anda sehingga Anda bisa mematok label harga yang lebih tinggi.

Kedua model value chain di atas mengarah pada peningkatan margin keuntungan Anda.

Ngga cuma itu, Anda juga bisa menggabungkan kedua metode tersebut sekaligus dalam bisnis Anda.

Misalnya, kalau Anda menjual produk atau layanan di banyak wilayah atau negara, target audiens dan biaya produksi Anda kemungkinan besar akan berbeda bergantung pada lokasi di mana setiap bisnis Anda berada.

Dalam hal ini, Anda mungkin punya peluang untuk mendapatkan keunggulan biaya di wilayah dengan biaya produksi tinggi dengan cara menegosiasikan ulang kontrak Anda.

Dan secara bersamaan, Anda juga bisa memperoleh diferensiasi kompetitif di wilayah yang punya peluang untuk meningkatkan value yang customer Anda rasakan.

Terlepas dari proses bisnis yang Anda pilih, logika di balik setiap metodenya tetaplah sama: semakin banyak value yang perusahaan ciptakan, semakin banyak pula keuntungan yang bisa perusahaan hasilkan.

Dua tingkat analisis value chain

Untuk melakukan analisis value chain, Anda perlu membagi rantai tersebut menjadi dua tingkat:

  • Kegiatan utama
  • Kegiatan pendukung

Kegiatan utama adalah segala sesuatu yang berdampak langsung pada input, output, atau distribusi produk atau layanan.

Yang termasuk kegiatan utama ini antara lain:

  • Logistik inbound/outbound: Menerima, menyimpan dan mendistribusikan produk, barang dan jasa. Aktivitas ini memperhitungkan berbagai proses praktis seperti penyimpanan dan pergudangan, pengiriman, kebutuhan dan biaya inventory, serta transportasi.
  • Operasi: Segala sesuatu yang termasuk dalam biaya mesin, perakitan produk, dan pengemasan.
  • Penjualan & Pemasaran: Mempromosikan, mengiklankan, menjual dan memasarkan. Aktivitas spesifik yang perusahaan Anda lakukan untuk meningkatkan product awareness, meningkatkan kepercayaan customer, meningkatkan hubungan bisnis, dan kesepakatan.
  • Layanan: Dari customer support sampai tim keuangan Anda, apa pun yang Anda perlukan untuk mempertahankan kontrol kualitas dan jaminan kualitas selama dan sesudah penjualan.

Tingkat kedua, kegiatan pendukung, yaitu:

  • Penelitian & Pengembangan/Pengembangan Teknologi: Setiap anggaran yang Anda alokasikan untuk kegiatan inovatif, seperti pengembangan dan peningkatan produk dan layanan baru, serta yang sudah ada sekarang ini.
  • Procurement: Setiap bahan atau input yang memungkinkan perusahaan melakukan kegiatan utamanya, seperti mesin, bahan consumable, dan infrastruktur.
  • Manajemen sumber daya manusia: Semua proses dan sistem yang berkaitan dengan pengelolaan orang-orang di organisasi Anda, seperti perekrutan, pelatihan, dan retensi.
  • Infrastruktur: Departemen seperti keuangan, perencanaan, TI dan hukum.

Penting untuk Anda catat kalau value chain lebih dari sekadar kumpulan aktivitas independen.

analisis value chain

Sebaliknya, aktivitas-aktivitas tersebut, baik yang utama maupun pendukung, membentuk suatu sistem yang saling terkait satu sama lain.

Anda juga pasti suka:

Di mana keunggulan kompetitif muncul

Sesudah melakukan analisis value chain, Anda akan bisa mengidentifikasi terjadinya kesenjangan value dalam operasi, produk, dan layanan Anda.

Pada tahap inilah Anda bisa membuat keunggulan kompetitif Anda dan menetapkan tujuan terukur yang selaras dengan hasil yang Anda inginkan.

Keunggulan kompetitif ngga bisa Anda pahami dengan melihat perusahaan secara keseluruhan.

Itu berasal dari banyak aktivitas terpisah yang perusahaan lakukan dalam merancang, memproduksi, memasarkan, menyerahkan, dan mendukung produknya.

Ini adalah strategi yang bisa Anda gunakan untuk membuat produk Anda lebih menarik dan meningkatkan margin keuntungan.

Bagaimana analisis value chain selaras dengan saluran penjualan

Membangun hubungan dan mendapatkan kepercayaan customer akan memudahkan Anda dalam mengomunikasikan bagaimana produk Anda akan menyelesaikan masalah mereka.

Dan itu berarti lebih banyak kesepakatan yang bisa perusahaan Anda capai.

Anda tentu ingin prospek dan customer Anda tahu keberadaan produk Anda dan memahami value yang Anda berikan kepada mereka kan?

Proses ini berjalan lewat berbagai cara di sepanjang saluran penjualan. Dimulai dengan mencari calon customer dan diakhiri dengan membangun dan menutup hubungan.

Aktivitas ini memenuhi syarat untuk masuk sebagai aktivitas utama dalam kerangka value chain perusahaan Anda dan termasuk dalam kategori penjualan dan pemasaran.

Karena saluran penjualan Anda berkaitan erat dengan target pendapatan Anda, maka menganalisisnya untuk menghitung berapa banyak prospek yang perlu Anda konversi menjadi customer untuk mencapai margin keuntungan Anda, menjadi sangat penting.

Itu akan membantu Anda membangun keunggulan kompetitif kepemimpinan biaya karena semakin sedikit waktu dan uang yang Anda perlukan untuk menutup transaksi, semakin banyak pula pendapatan yang bisa Anda pertahankan.

Dan dengan lebih banyak uang yang masuk kembali ke bisnis Anda, berarti lebih banyak juga peluang untuk mengalahkan pesaing Anda.

Mengevaluasi keberhasilan tim penjualan Anda

Selain itu, Anda bisa menganalisis seberapa sukses perwakilan Anda dalam menarik dan memenuhi syarat prospek dan akhirnya menutup transaksi.

analisis value chain

Anda kemudian bisa mencatat proses repetitif mana yang Anda gunakan yang paling sukses dan membuat pedoman, sesi pelatihan, dan template untuk mengarahkan tim Anda yang lain ke arah yang sama.

Semakin efektif setiap perwakilan di tim Anda, semakin baik juga kinerja tim Anda secara keseluruhan.

Dan kalau perwakilan Anda menjadi lebih cepat dan lebih efektif dalam menggerakkan customer melewati proses pembelian, maka Anda akan bisa mengantongi lebih banyak pendapatan dan mendapat manfaat dari pengenalan merek yang lebih baik.

Meningkatkan reputasi merek Anda akan membantu meningkatkan value yang customer Anda rasakan. Dan itu memberi Anda keunggulan dalam diferensiasi kompetitif.

Mengevaluasi saluran penjualan Anda adalah salah satu bagian paling penting dari analisis value chain untuk tim penjualan.

Ini bisa membantu Anda merampingkan proses Anda, meningkatkan market value, serta menarik lebih banyak pendapatan dan meningkatkan keuntungan.

Lima langkah untuk mengembangkan analisis value chain

Langkah 1: Identifikasi semua aktivitas value chain

Identifikasi setiap aktivitas dalam perusahaan Anda yang berperan dalam menciptakan produk jadi.

Misalnya, ngga cukup dengan menuliskan kalau Anda punya tim desain produk saja.

Anda perlu menggali lebih dalam lagi dan bertanya:

  • Berapa banyak desainer yang Anda punya dalam tim itu?
  • Berapa banyak waktu yang mereka butuhkan dalam setiap aktivitas tim tersebut?
  • Bahan baku apa saja yang mereka gunakan?

Sesudah Anda mengidentifikasi setiap aktivitas utama secara mendetail, Anda harus melakukan hal yang sama untuk setiap aktivitas dukungan.

Langkah ini akan memakan banyak waktu dan, kalau memungkinkan, ngga boleh menjadi tugas satu orang saja.

Dorong kolaborasi cross-fuction secara internal, jadi setiap departemen bisa menguraikan logistik, biaya operasional, dan layanan mereka masing-masing.

Buatlah bagan visual saat Anda mengidentifikasi setiap aktivitas dalam value chain Anda.

Langkah 2: Hitung biaya setiap aktivitas value chain

Hitunglah pemicu biaya setiap aktivitas, seperti sewa, utilitas, dan staf, misalnya.

Dengan punya gambaran akurat tentang setiap biaya (dan aktivitas apa yang meningkatkan atau menurunkan biaya), lebih mudah untuk Anda melihat berapa banyak pendapatan yang sebenarnya Anda hasilkan.

Sesudah setiap aktivitas Anda petakan, Anda bisa menggambarkan bagian mana dari value chain Anda sekarang ini yang paling merugikan bisnis Anda.

Menurut Financial Times, analisis value chain pada secangkir kopi seharga £2,50 mengungkapkan kalau ternyata cuma 1 sen dari total harga jual tersebut yang masuk ke kantong petani kopi yang sebenarnya.

Sisanya, £2,49 itu, terdiri dari inventory tambahan seperti:

  • Susu
  • Pengaduk
  • Transportasi
  • Sewa
  • Staf
  • Pajak

Dengan menggunakan contoh analisis value chain seperti di atas, kita jadi tahu kalau komponen yang paling penting (kopi) justru adalah salah satu bagian yang paling murah dari perincian biaya keseluruhan.

Sewa dan staf adalah mungkin yang paling mahal.

analisis value chain

Dari informasi semacam ini, perusahaan jadi bisa memilih langkah selanjutnya dengan bijak.

  • Kalau mereka ingin mengurangi biaya sewa, mereka bisa mencoba untuk menegosiasikan ulang kontrak mereka. Kalau ngga, mereka bisa pindah ke lokasi lain yang lebih murah. Sementara cara itu mungkin akan menarik lebih sedikit lalu lintas pejalan kaki dibandingkan lokasi sekarang, opsi berbiaya rendah tetap berpotensi untuk meningkatkan margin keuntungan mereka.
  • Kalau mereka ingin mengurangi biaya staf, mereka bisa mengevaluasi berapa banyak orang yang mereka jadwalkan per shift dan mungkin memotong jam kerja staf selama waktu yang ngga terlalu sibuk.
  • Sebagai alternatif, kalau mereka ngga bisa merampingkan proses mereka atau menurunkan biaya dengan cara apa pun, mereka bisa mencoba meningkatkan value yang mereka tawarkan ke customer. Mereka bisa melakukan ini dengan membuat dan mempromosikan barang-barang unik, atau mencari bahan-bahan baru (dengan biaya yang sama) yang bisa meningkatkan penjualan atau keterlibatan.

Sangat gampang kan untuk melihat mengapa perhitungan yang terperinci dan akurat bisa membuat, atau malah menghancurkan, efektivitas value chain Anda?

Anda juga pasti suka:

Langkah 3: Lihat apa yang customer Anda anggap sebagai value

Anda harus tahu kalau customer mengikat value secara langsung ke label harga produk.

Dengan kata lain, persepsi mereka sangat memengaruhi margin produk yang mungkin bisa Anda dapatkan.

Penelitian menunjukkan kalau meskipun ada dua obat penghilang rasa sakit, yang bermerek dan ngga bermerek, punya hasil kesehatan yang sama persis, konsumen tetap akan merasa kalau yang bermereklah yang lebih baik khasiatnya.

Dan karena customer percaya kalau yang bermerek itu lebih berharga untuk kesehatan mereka, mereka jadi bersedia untuk membayar lebih untuk sebuah nama merek.

Untuk menentukan apa yang customer Anda anggap berharga, Anda perlu menggali psikologi mereka.

Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif bisa membantu Anda mengidentifikasi pola statistik dalam perilaku pembelian customer Anda.

analisis value chain

Mengidentifikasi kualitas-kualitas ini juga akan membantu tenaga penjualan Anda dalam mencari calon customer dan memenuhi syarat yang customer ideal Anda inginkan.

Memahami mengapa dan bagaimana customer Anda membuat keputusan pembelian, bermuara pada pemahaman niat mereka dan apa yang mereka anggap berharga.

Produk yang sama, bisa punya arti yang sangat berbeda bagi orang yang berbeda.

Dalam hal menjual produk, ngga ada yang namanya value objektif.

Sebaliknya, value yang orang tempatkan pada sebuah produk, berasal dari faktor-faktor seperti pengaruh masyarakat dan pemikiran kelompok.

Orang sering membuat keputusan berdasarkan tindakan yang dilakukan oleh teman, keluarga, dan kelompok sosial dekat mereka.

Misalnya, kalau orang-orang di lingkaran sosial Anda mulai membeli headphone peredam bising untuk mereka pakai di tempat kerja, Anda mungkin mulai menganggap hal itu berharga. Bahkan kalau Anda ngga ingin membeli headphone sebelumnya.

Tahu apa yang customer Anda inginkan, dan lingkaran sosial mereka, akan membuka peluang untuk memasarkan produk Anda dengan cara yang memotivasi mereka untuk membelinya.

Langkah 4: Lihatlah value chain pesaing Anda

Cara terbaik untuk menentukan value adalah melalui analisis pasar.

Meskipun kecil kemungkinannya Anda akan punya akses ke infrastruktur pesaing dan gangguan operasional mereka, Anda bisa menggunakan benchmarking sebagai titik awal.

Proses ini disebut benchmarking kompetitif.

Anda bisa memilih untuk menggunakan benchmarking kompetitif dengan salah satu dari tiga cara utama berikut:

  1. Pembandingan proses: Membandingkan struktur proses dan operasi Anda dengan cara pesaing Anda melakukan operasi mereka.
  2. Pembandingan strategis: Membandingkan strategi bisnis tingkat tinggi Anda dengan pesaing Anda untuk menentukan apa yang menjadi faktor kesuksesan mereka.
  3. Tolok ukur kinerja: Membandingkan hasil, seperti pendapatan, lalu lintas organik, kinerja media sosial, ulasan dan peringkat, dan sebagainya.

Pertama, Anda perlu menentukan lebih dulu tujuan benchmarking kompetitif Anda; kemudian, Anda bisa melakukan penelitian, membuat perbandingan dan menentukan value.

Anda perlu punya dasar untuk meninjau efektivitas pemasaran pesaing.

Misalnya, value chain penjualan dan pemasaran perusahaan online bisa sangat luas.

Dengan merinci biaya kasar dari upaya penjualan dan pemasaran online pesaing Anda, Anda bisa menghitung apakah pengeluaran Anda saat ini terlalu tinggi atau sudah cukup kompetitif.

Kunci untuk membuat proses ini sukses adalah dengan memanfaatkan data terbaru dari tenaga kerja garis depan pesaing, seperti blog atau database bersama misalnya, dan mengidentifikasi kesenjangan value Anda dan mereka.

Langkah 5: Tentukan keunggulan kompetitif

Pada tahap ini, Anda akan punya pemahaman yang jelas tentang biaya internal Anda, perubahan apa yang bisa Anda buat, dan bagaimana itu dimiliki oleh pesaing Anda.

Kalau Anda memilih untuk punya keunggulan biaya, Anda perlu menemukan cara mengoptimalkan dan memotong biaya aktivitas utama dan pendukung dalam value chain Anda.

Anda mungkin memilih untuk mengalihdayakan tenaga kerja, mengganti aktivitas manusia tertentu dengan otomatisasi, atau mencari layanan pengiriman atau saluran distribusi yang lebih murah.

Karena semakin banyak orang mulai bekerja dari jarak jauh saat ini, Anda bahkan bisa menyingkirkan ruang kantor dari komponen biaya Anda.

Setiap pemotongan biaya yang Anda buat dalam rantai, bisa menurunkan biaya produk akhir Anda.

Semakin Anda bisa menekan harga produk Anda, semakin besar juga keunggulan biaya Anda dibandingkan dengan pesaing Anda.

Kalau Anda memilih diferensiasi kompetitif, Anda harus memanfaatkan peningkatan persepsi value dari produk-produk yang paling customer Anda bersedia bayar.

Anda bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan paling dasar dari customer Anda dengan cara mengenali titik kesulitan mereka dan memposisikan ulang produk Anda sebagai solusi akhir yang Anda tawarkan pada mereka.

Misalnya, tim penjualan Anda bisa menyoroti diferensiasi produk Anda selama promosi atau tahap penutupan penjualan dengan:

  • Menyebutkan manfaat unik yang produk Anda punya yang ngga dipunya oleh produk pesaing Anda.
  • Menyajikan studi kasus dari customer yang memperkuat posisi Anda dan menyoroti data atau ROI yang relevan.
  • Cantumkan bisnis lain di industri prospek yang sudah menggunakan produk atau layanan Anda dan punya pengalaman positif.

Anda juga pasti suka:

Apple: contoh analisis value chain

Ketika Steve Jobs mulai membuat Mac di tahun 80-an di garasinya, dia ngga melakukannya untuk customer. Dia melakukan itu untuk dirinya sendiri.

“Kami adalah sekelompok orang yang akan menilai apakah itu hebat atau ngga,” katanya dalam sebuah wawancara bertahun-tahun kemudian. “Kami ngga akan pergi keluar dan melakukan riset pasar.”

Lebih dari satu dekade kemudian, Jobs menyindir dengan sindirannya yang terkenal: “Orang ngga tahu apa yang mereka inginkan sampai Anda menunjukkannya kepada mereka.”

Penerimaan ini memberi kita pemahaman unik tentang pola pikir di balik merek yang sangat sukses.

Sementara Jobs bersikeras membuat produk yang dia sukai, perusahaan menghabiskan banyak uang untuk proses kreatif internalnya—aktivitas pendukung dalam value chain mereka.

Investasi ini dimungkinkan karena kontrol yang ketat atas biaya aktivitas utama Apple seperti operasi, logistik, dan dukungan.

Inilah yang dibilang analisis value chain Apple tentang bagaimana perusahaan menjadi begitu sukses.

Aktivitas Utama Apple

Logistik inbound

Supply chain Apple sangat besar.

200 supplier teratasnya memberi perusahaan 98% pengeluaran procurement untuk bahan, manufaktur, dan perakitan produk.

Untuk mengelola volume supplier dan logistik inbound, mereka harus menjalankan supply chain management yang ketat.

Dengan demikian, supplier memegang standar kualitas yang ketat dan untuk merampingkan proses ini, perusahaan meluncurkan Program Procurement Apple, yang menyatakan:

Lingkungan bisnis kami kompetitif dan serba cepat.

Supplier harus memahami dinamika ini dan bersikap gesit dan fleksibel dalam menanggapi kondisi bisnis yang berubah.

Di atas segalanya, Apple menghargai inovasi.

Kami menghargai supplier yang benar-benar memahami dan berbagi tantangan kami, dan yang membantu kami menemukan solusi terbaik.

Setiap tahun, daftar supplier ditinjau kembali.

Supplier yang memenuhi standar Apple dan menyediakan produk yang lebih kompetitif ditambahkan ke daftar untuk memastikan optimalisasi value chain mereka.

Operasi

Apple mengambil keuntungan dari biaya tenaga kerja dan bahan baku yang lebih rendah di Jepang dan Cina, biaya produksi keseluruhan juga mereka potong.

Outsourcing membantu mereka menjaga biaya produksi tetap rendah secara keseluruhan.

Logistik outbound

Model bisnis Apple memungkinkan produk mereka dibeli secara online dan dari toko perusahaan.

Karena perusahaan punya ratusan toko ritel, perusahaan bisa memanfaatkan itu untuk mempertahankan margin ritel apa pun yang dibuat melalui penjualan Apple.

Pengenalan nama merek juga berarti kalau gerai non-Apple menyimpan produk dalam jumlah besar.

Sebuah artikel Communications Of The ACM memperkirakan kalau Apple memberikan diskon grosir 25% kepada pengecer.

Dengan menggunakan perkiraan ini, Apple mendapatkan laba kotor $80 untuk iPod Generasi ke-5 30GB yang dijual melalui gerai non-Apple.

Untuk setiap penjualan yang dilakukan melalui toko online atau toko yang menghadap customer Apple, mereka juga mengantongi margin ritel $45.

Pemasaran dan penjualan

Upaya pemasaran dan penjualan Apple bisa dikenali dari desain, kualitas, dan inovasinya.

Pada tahun 2015, perusahaan meningkatkan anggaran pemasarannya menjadi $1,8 Miliar, menjelaskan kalau “investasi berkelanjutan dalam pemasaran dan periklanan sangat penting untuk pengembangan dan penjualan produk dan teknologi inovatif”.

Pendekatan Apple terhadap pemasaran dan penjualan mencerminkan keunggulan kompetitif yang dipilihnya: menonjolkan value.

Apple mencerminkan value yang dirasakan ngga cuma dalam biaya produknya tapi juga dalam iklannya.

Hal yang sama berlaku untuk strategi periklanan mereka. Mereka ingin memberikan iklan terbaik atau untuk terlibat dengan influencer yang paling relevan.

Layanan

Sebagian besar produk yang dijual oleh Apple pada awalnya dilindungi oleh garansi 1 tahun dan dukungan 90 hari dari staf.

Customer bisa memesan janji untuk perbaikan teknis atau bantuan produk umum.

Mereka juga mengelola toko mereka dengan teknisi Apple terlatih yang menawarkan demo yang dipandu dan berinteraksi kepada customer.

Mengizinkan pengunjung toko untuk terlibat dengan produk, pada gilirannya, membantu mendorong mereka untuk membeli.

Aktivitas Dukungan Apple

Penelitian dan Pengembangan

Apple banyak berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan.

Pada tahun 2019 saja, lebih dari $16 miliar dicurahkan ke dalam program R&D untuk melanjutkan penelitian terhadap produk yang bisa mempertahankan keunggulan kompetitif Apple.

Investasi terbayar: pada tahun 2020, perusahaan merilis 28 produk baru atau segar ke pasar.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Apple dinobatkan sebagai perusahaan SDM yang paling dikagumi pada tahun 2019, yang mencerminkan reputasinya dalam mempekerjakan dan membayar dengan baik.

 Perusahaan ini terkenal karena merekrut kandidat terbaik dan bahkan memburu talenta dari perusahaan lain untuk mendapatkan orang-orang terbaik yang bekerja untuk mereka.

Analisis Value Chain: Kesimpulan

Melakukan analisis value chain adalah salah satu proses paling kuat yang bisa dilakukan sebuah bisnis.

Detail yang terlibat dalam analisis bisa mengungkap di mana perusahaan Anda menghabiskan uang, seberapa baik operasi Anda bekerja, dan bagaimana Anda bisa mengungguli pesaing Anda.

Faktanya, tanpa analisis value chain yang terperinci, ngga mungkin untuk Anda melihat di mana Anda bisa menurunkan biaya dan bagaimana memutuskan keunggulan kompetitif apa yang paling cocok untuk produk Anda.

Pada saat yang sama, analisis value chain sangat berharga dalam mengidentifikasi aktivitas yang sia-sia dalam produksi produk Anda.

Dengan mengukur pesaing Anda dan memperketat proses pengembangan Anda, Anda bisa mengambil langkah-langkah untuk menambah value pada produk Anda dan pada akhirnya—keuntungan Anda.

Semoga bermanfaat!

“Kalau anda pikir artikel ini bermanfaat, bagikan juga ke rekan-rekan anda lainnya dan gabung dengan scmguide telegram channel untuk mendapatkan artikel bermanfaat lainnya dari blog ini.”

Avatar photo

Dicky Saputra

Saya adalah seorang profesional yang bekerja di bidang Supply Chain Management sejak tahun 2004. Saya membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja keseluruhan supply chain mereka.

View all posts by Dicky Saputra →