April 20, 2024

4 Alasan Untuk Ngga Bekerja Terlalu Rajin dalam Supply Chain Management

Supply chain management bisa jadi begitu kompleks untuk dikelola. Ada begitu banyak yang harus dimonitor, dikontrol, atau dikalkulasi. Seperti ketersediaan stock di gudang (termasuk pencatatan keluar masuk barang) atau menghitung kebutuhan material untuk memenuhi kebutuhan produksi.

Pun begitu dengan semua yang dilakukan di gudang Anda. Semua harus terus dimonitor waktu demi waktu.

Ada begitu banyak cara untuk mengelola supply chain dengan baik. Tapi, sedikit saran dari saya, untuk Anda yang berkecimpung dalam supply chain, jangan menjadi orang yang terlampau rajin dalam bekerja.

Kenapa? Bukannya itu bagus?

Mungkin itu yang ada di benak Anda sekarang.

Saya akan kasih tahu alasannnya.

Tapi, sebelum itu, pastikan Anda juga sudah bergabung dengan scmguide telegram channel untuk lebih banyak insight seputar supply chain management lainnya sekaligus memastikan Anda ngga ketinggalan kalau ada artikel terbaru dari blog ini.

4 alasan untuk tidak terlampau rajin saat bekerja dalam supply chain management

Sekarang, ayo kita lihat apa saja alasan kenapa Anda sebaiknnya ngga terlampau rajin saat bekerja dalam berbagai fungsi supply chain management.

Banyaknya pencatatan transaksi secara manual

Anda tentu tahu, ada begitu banyak transaksi dalam supply chain setiap harinya.

Kalau Anda terlampau rajin bekerja, mungkin ngga jadi masalah untuk Anda melakukan pencatatan secara manual menggunakan pulpen dan kertas, ngga peduli seberapa banyak pun transaksi yang harus Anda catat.

Akibatnya, proses pencatatan ini akan memakan waktu yang lama. Belum lagi risiko kesalahan pencatatan yang tinggi dan ngga bisa diakses oleh semua orang.

supply chain management

Itu belum termasuk ngga semua orang bisa membaca tulisan tangan Anda.

Informasi penting pun jadi terhambat untuk bisa diakses semua orang yang membutuhkan.

Akan lebih parah kalau sebenarnya sudah ada software yang bisa Anda gunakan. Anda jadi melakukan pencatatan ganda. Double process. Dan itu pemborosan. Anda pun ngga akan langsung take action saat ada kesalahan di sistem karena merasa masih bisa bergantung pada pencatatan manual Anda. Sebagai akibatnya, sistem Anda jadi ngga akan pernah bisa Anda maksimalkan 100% penggunaannya.

Anda juga pasti suka:

Banyaknya kalkulasi yang dilakukan secara manual

Ada begitu banyak kalkulasi yang harus Anda lakukan dalam supply chain management.

Kalau Anda terlampau rajin, Anda mungkin ngga merasa itu jadi masalah untuk melakukan semua kalkulasi itu secara manual menggunakan spreadsheet.

Kesalahan rumus, lambatnya informasi hasil kalkulasi tersampaikan, sulitnya untuk mendapatkan akses ke hasil kalkulasi, itu semua dampak negatifnya.

Belum lagi jadi semakin banyaknya orang yang dibutuhkan untuk melakukan semua kalkulasi itu.

Sedangkan di sisi lain, sebetulnya Anda tinggal memanfaatkan software yang sudah ada. Lagi-lagi, terjadi pemborosan di sini. Anda sudah membayar sejumlah uang untuk mendapatkan software tersebut, tapi ngga Anda gunakan. Malah menambah sejumlah orang untuk melakukan pekerjaan yang sebenarnya bisa dilakukan software tersebut dengan sedikit orang saja.

Lambatnya informasi penting tersampaikan

Semua pekerjaan yang Anda lakukan secara manual karena terlampau rajin tadi, ngga akan pernah keluar dari komputer Anda kalau ngga Anda bagikan secara manual, baik itu lewat email atau sarana lainnya.

Tentu saja itu akan jauh lebih lambat dibandingkan kalau semua Anda lakukan di software yang memang sudah ada di perusahaan Anda di mana semua orang bisa dengan mudah dan cepat mengakses informasi tersebut.

Kalau Anda sedang ngga ada di tempat, mungkin informasi itu jadi ngga akan pernah tersampaikan sampai Anda kembali ke tempat Anda.

Kebutuhan jumlah pekerja yang semakin banyak

Ngga cuma terkait dengan office work saja, kalau Anda terlampau rajin bekerja, Anda mungkin ngga akan pernah keberatan untuk melakukan berbagai operasi secara manual.

Entah itu bongkar muat barang di gudang, pengiriman barang ke production line, atau operasi lainnya.

Melakukan banyak pekerjaan lapangan secara manual, selain memperlambat proses dan butuh lebih banyak pekerja, juga punya risiko kualitas yang tinggi. Belum lagi kalau kita bicara tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Risikonya juga lebih tinggi dibandingkan kalau semuanya dilakukan secara otomatis.

Anda juga pasti suka:

Kesimpulan

Terlalu rajin bekerja dalam supply chain management bisa punya banyak sisi negatif.

Rajin itu bagus. Terlampau rajin, itu beda cerita.

Pada saat Anda terlampau rajin, lebih dari yang seharusnya, Anda ngga akan punya sense kalau pekerjaan tersebut sebetulnya bisa dilakukan dengan cara lain yang lebih cepat.

Anda cuma akan berpikir kalau memang seperti itulah cara satu-satunya untuk menyelesaikan pekerjaan. Dengan melakukan semuanya secara manual, baik itu pencatatan, kalkulasi, atau operasi di lapangan.

Kalau Anda punya software untuk mendukung semua itu tapi Anda ngga gunakan, itu malah lebih buruk lagi. Berarti Anda sedang melakukan pemborosan dan cuma menghabiskan uang perusahaan.

Kalau Anda terlalu rajin, Anda jadi ngga bisa merasakan kalau yang Anda kerjakan itu sebetulnya berat dan ada cara lain yang lebih mudah sekaligus cepat. Anda jadi ngga berusaha untuk menemukan cara-cara itu. Padahal kalau Anda bisa menemukannya, Anda bisa mengerjakan pekerjaan yang sama, dengan hasil yang sama, tapi dengan waktu yang lebih singkat dan biaya yang lebih murah. Anda akan bekerja dengan efektif dan efisien.

Kalau Anda ngga punya sense terhadap ngga efektif dan efisiennya cara yang Anda gunakan, bertahun-tahun kemudian Anda akan tetap melakukan hal yang sama. Ngga ada perubahan. Begitu-begitu saja. Padahal kompetitor Anda terus berkembang dan menggunakan cara-cara baru yang lebih efektif dan efisien.

Mulai sekarang, bekerjalah dengan “malas”. Bekerjalah dengan “kemalasan” yang produktif. Orang “malas” selalu ingin cepat menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang paling mudah. Karena itulah mereka selalu berusaha untuk menemukan cara-cara itu. Jadilah orang seperti itu.

Semoga bermanfaat!

Kalau Anda pikir artikel ini bermanfaat, bagikan juga ke rekan-rekan Anda yang lain dan bergabunglah dengan scmguide telegram channel untuk lebih banyak insight seputar supply chain management dari blog ini. Semua artikel dalam blog ini bebas Anda gunakan untuk apa pun tujuan Anda, termasuk komersil, tanpa perlu memberikan atribusi.

Avatar photo

Dicky Saputra

16+ tahun berkecimpung di bidang supply chain management. Saya membantu perusahaan meningkatkan kinerja supply chain secara keseluruhan.

View all posts by Dicky Saputra →