Maret 29, 2024

Biaya Produksi adalah: Definisi, Jenis, dan Bedanya dengan Biaya Manufaktur

Biaya produksi adalah semua yang terkait dengan pengeluaran langsung dan ngga langsung yang Anda keluarkan dalam bisnis untuk membuat sebuah produk atau menyediakan layanan.

Cakupan biaya produksi adalah berbagai macam pengeluaran, seperti tenaga kerja, bahan baku, bahan-bahan consumable, dan overhead.

Biaya produksi adalah pengeluaran yang mengacu pada uang yang Anda keluarkan dalam pembuatan produk atau penyediaan layanan yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.

Dan seperti yang saya sampaikan di atas, itu mencakup berbagai biaya, seperti biaya tenaga kerja, bahan baku, bahan-bahan consumable, dan overhead.

Anda bisa menghitung total biaya produk dengan menjumlahkan total biaya bahan langsung (direct material), biaya tenaga kerja, dan total biaya overhead pabrik.

Sekarang, ayo kita lihat lebih detail lagi terkait dengan pengeluaran terkait produksi ini.

Tapi, sebelum itu, saya mau mengajak Anda juga untuk bergabung dengan scmguide telegram channel supaya Anda tetap mendapatkan update artikel-artikel bermanfaat seputar supply chain management lainnya dari blog ini.

Biaya produksi adalah?

Biaya produksi, yang juga dikenal sebagai biaya produk, adalah uang yang Anda keluarkan ketika memproduksi sebuah produk atau menyediakan layanan.

Ini mencakup berbagai macam biaya. Misal, kalau Anda adalah produsen sebuah produk fisik, maka Anda akan punya pengeluaran terkait produksi yang berkaitan dengan bahan baku dan tenaga kerja yang Anda butuhkan untuk membuat produk tersebut.

Kalau Anda bergerak di industri jasa, maka Anda akan mengeluarkan uang yang berkaitan dengan tenaga kerja yang Anda butuhkan untuk memberikan layanan/jasa dan setiap bahan yang terlibat dalam penyampaian layanan tersebut.

Selain itu, pajak yang dipungut oleh pemerintah atau royalti yang terutang oleh perusahaan yang bergerak di bidang ekstraksi sumber daya alam, juga diperlakukan sebagai biaya produksi.

Setelah produk Anda menjadi produk jadi (finished goods), Anda harus mencatat nilai produk tersebut sebagai aset dalam laporan keuangan Anda sampai produk tersebut Anda jual.

Biaya produksi adalah semua biaya yang terkait dengan jalannya bisnis.

Kenapa Anda harus mencatatnya sebagai aset?

Mencatat produk jadi sebagai aset berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pelaporan perusahaan dan untuk memberikan informasi pada para pemegang saham.

Untuk sebuah bisa Anda anggap sebagai biaya produksi, sebuah pengeluaran harus bisa Anda hubungkan secara langsung dengan menghasilkan pendapatan bagi perusahaan Anda.

Anda bisa menghitunga total biaya produk dengan cara menjumlahkan total biaya bahan langsung (direct material), biaya tenaga kerja, dan total biaya overhead pabrik.

Data seperti biaya produksi per unit bisa membantu bisnis Anda untuk menetapkan harga jual produk yang sesuai untuk barang jadi Anda.

Nah, untuk Anda bisa mendapatkan biaya produksi per unit, Anda bisa membagi pengeluaran terkait produksi Anda dengan jumlah unit yang Anda hasilkan dalam periode yang sama yang dicakup oleh pengeluaran tersebut.

Dan untuk mencapai titik impas (break even point), harga jual Anda harus bisa menutupi biaya per unit Anda.

Harga yang lebih tinggi dari biaya per unit akan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, harga yang lebih rendah dari biaya per unit akan mengakibatkan kerugian bagi Anda.

Anda juga pasti suka:

Jenis biaya produksi

Proses produksi menimbulkan pengeluaran tetap dan variabel.

Misal, biaya tetap untuk proses pembuatan mobil akan mencakup peralatan serta gaji pekerja. Pada saat volume produksi meningkat, pengeluaran Anda tetap akan stabil. Tetap sama.

Sedangkan pengeluaran variabel, akan meningkat atau menurun seiring dengan perubahan volume produksi.

Contoh pengeluaran variabel adalah utilitas, karena biasanya Anda akan butuh lebih banyak energi saat volume produksi Anda meningkat.

Lain lagi dengan biaya marjinal produksi. Biaya ini mengacu pada total pengeluaran yang Anda butuhkan untuk menghasilkan satu unit tambahan.

Dalam teori ekonomi, perusahaan akan terus meningkatkan output suatu barang sampai biaya produksi marjinalnya sama dengan produk marjinalnya (pendapatan marjinal). Ini, pada gilirannya, akan cenderung menyamai harga jualnya.

Pertimbangan khusus

Kalau pengeluaran Anda terkait dengan produksi melebihi harga jual produk, Anda punya beberapa pilihan yang tersedia.

Pertama, Anda harus mempertimbangkan untuk melakukan pengurangan terkait pengeluaran ini.

Biaya produksi adalah biaya yang bisa dibagi menjadi tetap dan variabel.

Kalau hal itu ngga memungkinkan, maka Anda perlu mempertimbangkan kembali struktur penetapan harga dan strategi pemasaran Anda untuk menentukan apakah Anda bisa membenarkan kenaikan harga, atau apakah Anda bisa memasarkan produk Anda ke wilayah baru.

Kalau ngga ada satu pun dari opsi tersebut berhasil, Anda mungkin harus menangguhkan operasi Anda atau malah menutupnya secara permanen.

Ayo kita lihat cara kerjanya dengan menggunakan contoh harga minyak.

Misal, harga minyak turun menjadi $45 per barel.

Kalau biaya produksi bervariasi antara $20 dan $50 per barel, maka produsen dengan pengeluaran terkait produksi yang tinggi akan menghadapi situasi negatif tunai.

Perusahaan tersebut bisa memilih untuk menghentikan produksi sampai harga jual kembali ke tingkat yang menguntungkan untuk mereka.

Bagaimana Anda bisa mendefinisikan biaya produksi?

Supaya bisa memenuhi syarat sebagai biaya produksi, itu harus terhubung langsung dengan menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.

Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, untuk produsen produk fisik, biaya produksi adalah yang terkait dengan bahan baku dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat produk.

Untuk industri jasa, biaya produksi adalah pengeluaran yang terkait dengan tenaga kerja yang mereka butuhkan untuk melaksanakan dan memberikan layanan.

Royalti yang terutang oleh perusahaan ekstraksi sumber daya alam juga diperlakukan sebagai pengeluaran terkait dengan produksi, sama seperti halnya pajak yang dipungut oleh pemerintah.

Bagaimana menghitungnya?

Produksi menimbulkan pengeluaran langsung dan ngga langsung.

Biaya langsung untuk pembuatan mobil, misalnya, akan berupa biaya untuk pengadaan bahan baku seperti plastik dan logam, serta gaji pekerja.

Biaya ngga langsung akan mencakup biaya overhead perusahaan seperti sewa dan biaya utilitas.

Total biaya produk bisa Anda hitung dengan menjumlahkan total bahan langsung, biaya tenaga kerja, serta total biaya overhead pabrik.

Untuk menghitung biaya produk per unit produk, Anda bisa membagi jumlah tersebut dengan jumlah unit yang Anda buat dalam periode yang dicakup oleh pengeluaran tersebut.

Bagaimana biaya produksi berbeda dari manufaktur?

Terus, apa yang dimaksud dengan biaya manufaktur?

Apa perbedaan antara biaya produksi dan manufaktur?

Biaya produksi berbeda dengan biaya manufaktur.

Biaya produksi adalah semua yang terkait dengan bagaimana Anda menjalankan bisnis Anda. Sedangkan biaya manufaktur, cuma mewakili biaya yang Anda perlukan untuk membuat produk.

Biaya produksi mencakup pengeluaran langsung dan ngga langsung dari operasi bisnis. Sedangkan biaya manufaktur cuma mencerminkan biaya langsung.

Ayo kita lihat lebih jauh lagi mengenai perbedaan kedua biaya ini.

Anda juga pasti suka:

Biaya produksi VS manufaktur: apa bedanya?

Gambaran umum

Sekali lagi, biaya produksi adalah pengeluaran yang mencerminkan semua yang terkait dengan perusahaan yang menjalankan bisnisnya. Sedangkan biaya manufaktur cuma mewakili biaya yang Anda perlukan untuk membuat produk.

Kedua angka ini Anda gunakan untuk mengevaluasi total biaya operasi bisnis manufaktur secara keseluruhan.

Pendapatan yang dihasilkan perusahaan haruslah melebihi total biaya sebelum perusahaan tersebut bisa mencapai profitabilitas.

Ringkasnya adalah seperti di bawah ini:

  • Biaya produksi adalah total uang yang Anda keluarkan untuk menjalankan bisnis.
  • Biaya manufaktur adalah biaya yang berhubungan langsung dengan pembuatan produk.
  • Baik biaya produksi maupun biaya manufaktur harus Anda masukkan dalam perhitungan biaya per item dalam menjalankan bisnis.

Biaya produksi

Biaya produksi mencakup banyak pengeluaran tetap dan variabel dari sebuah operasi bisnis.

Bahan baku dan tenaga kerja adalah biaya produksi.

Yang termasuk biaya tetap biasanya adalah:

  • Sewa gedung.
  • Anggaran iklan.
  • Peralatan bisnis.
  • Pengeluaran lain-lain yang ngga naik atau turun dengan perubahan moderat dalam volume bisnis.

Biaya variabel adalah pengeluaran yang meningkat atau menurun seiring dengan perubahan volume produksi.

Beberapa contoh biaya variabel adalah:

  • Perlengkapan/supplies.
  • Upah.
  • Pengeluaran lain yang berubah sesuai dengan volume produksi.

Bisnis manufaktur menghitung pengeluaran mereka secara keseluruhan dalam hal biaya produksi per item.

Angka tersebut tentu sangat penting untuk menentukan harga grosir barang tersebut.

Ketika volume produksi meningkat, pendapatan perusahaan meningkat, sementara pengeluaran tetapnya tetap stabil.

Karena itu, biaya produksi per item menjadi turun dan bisnis jadi lebih menguntungkan.

Baik biaya tetap atau variabel, harus menjadi perhatian Anda.

Biaya tetap per item yang lebih rendah memotivasi banyak bisnis untuk terus menambah output-nya hingga kapasitas totalnya.

Hal itu memungkinkan bisnis untuk mencapai margin keuntungan yang lebih tinggi. Tentu saja sesudah mereka mempertimbangkan semua biaya variabel juga.

Biaya manufaktur

Pengeluaran terkait dengan manufaktur, sebagian besar, sensitif terhadap perubahan volume produksi.

Total pengeluaran manufaktur meningkat seiring dengan peningkatan volume produksi.

Peluang untuk mencapai biaya tetap per item yang lebih rendah memotivasi banyak bisnis untuk terus memperluas produksi hingga kapasitas total mereka. Biaya per item memang ngga berubah secara substansial. Tapi, produksi tambahan selalu menghasilkan pengeluaran manufaktur tambahan.

Biaya manufaktur bisa kita bagi dalam tiga kategori besar biaya: bahan, tenaga kerja, dan overhead. Semua adalah biaya langsung.

Artinya, gaji akuntan perusahaan atau perlengkapan kantor akuntan ngga termasuk pengeluaran tersebut, tapi gaji dan perlengkapan supervisor produksi termasuk.

Contoh biaya produksi VS manufaktur

Ayo kita lihat contoh berikut ini supaya kita lebih mudah memahaminya.

Misalnya, sebuah bisnis yang memproduksi produk A punya biaya bulanan tetap sebesar 80 juta rupiah untuk biaya bangunan dan 10 juta rupiah untuk pemeliharaan peralatan.

Pengeluaran ini akan tetap sama terlepas dari berapa pun tingkat produksinya. Jadi, biaya per item akan menurun kalau bisnis membuat lebih banyak produk A.

Dalam contoh ini, total biaya produksi adalah 90 juta rupiah per bulan dalam bentuk pengeluaran tetap, ditambah 1 juta rupiah dalam bentuk pengeluaran variabel untuk setiap produk A yang diproduksi.

Untuk memproduksi setiap produk A, bisnis harus membeli persediaan masing-masing seharga 1 juta rupiah.

Setiap produk A harga jualnya adalah 10 juta rupiah. Sesudah mengurangi pengeluaran sebesar 1 juta rupiah, setiap produk A menghasilkan 9 juta rupiah untuk bisnis.

Untuk mencapai titik impas, bisnis harus menghasilkan 10 produk A setiap bulan. Dan harus membuat lebih dari 10 produk A untuk menghasilkan keuntungan.

Kenapa?

Setiap produk A menghasilkan 9 juta rupiah untuk bisnis. Dengan membuat 10 produk A, bisnis akan mendapatkan 90 juta rupiah dan ini sama dengan biaya tetap yang harus perusahaan keluarkan untuk bangunan juga pemeliharaan peralatan tadi. Dan bisnis akan untung kalau membuat lebih dari 10 produk A.

Semoga bermanfaat!

“Bagikan artikel ini pada tim atau rekan Anda supaya mereka juga bisa mendapatkan manfaatnya. Pastikan juga Anda bergabung dengan scmguide telegram channel untuk mendapatkan artikel-artikel penting seputar supply chain management lainnya karena bakal banyak lagi yang akan saya bagikan di channel tersebut. Semoga bermanfaat!”

Avatar photo

Dicky Saputra

16+ tahun berkecimpung di bidang supply chain management. Saya membantu perusahaan meningkatkan kinerja supply chain secara keseluruhan.

View all posts by Dicky Saputra →